BANTEN, iNewsTangsel.id - Menjelang pergantian tahun, nelayan dan warga pesisir di Provinsi Banten kembali dihadapkan pada kekhawatiran akan cuaca laut. Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi yang diperkirakan terjadi mulai 29 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026.
“Bagi sebagian warga pesisir, laut bukan hanya tempat tinggal, tapi juga sumber kehidupan. Namun selama beberapa hari ke depan, ombak setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi mengubah aktivitas mereka, dari mencari ikan hingga mengangkut hasil tangkapan ke daratan,” tulis keterangan resminya, BMKG dikutip, Senin (29/12/2025).
Diungkapkan, wilayah yang diperkirakan terdampak antara lain Selat Sunda bagian Barat Pandeglang, Perairan Selatan Pandeglang, dan Perairan Selatan Lebak. Kondisi ini berisiko bagi pelayaran, terutama perahu nelayan dan kapal kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi banyak keluarga di pesisir.
“Jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang menyentuh 1,25 meter, aktivitas nelayan sudah masuk kategori berisiko,” tulis BMKG dalam imbauannya.
Adapun kapal tongkang disebut berpotensi terdampak ketika angin mencapai 16 knot dan gelombang sekitar 1,5 meter.
BMKG menjelaskan, pola angin yang berhembus dari selatan ke barat di wilayah perairan utara Tangerang, utara Serang, dan Selat Sunda bagian utara bergerak pada kecepatan 5–25 knot.
“Sementara angin di wilayah perairan selatan Banten berhembus dari selatan–barat daya dengan kecepatan 2–20 knot, turut memicu potensi gelombang tinggi,” imbuhnya.
Masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan informasi cuaca maritim dari BMKG dan menghindari aktivitas di laut apabila kondisi dinilai membahayakan. Namun, situasi ini bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kondisi atmosfer dan laut.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait
