BPBD: Ancaman Bencana Datang Kapan Saja, Warga Harus Lebih Siaga
TANGERANG, iNewsTangsel.id - Serangkaian bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh kembali menjadi pengingat, ancaman bencana dapat muncul kapan saja. Untuk itu, masyarakat harus terus meningkatkan kesiapsiagaan, tidak hanya mengandalkan aparatur pemerintah ketika kondisi darurat terjadi.
“Atas nama Pemerintah Kota Tangerang, kami turut berduka atas bencana di berbagai daerah. Kejadian ini mengingatkan, bencana bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di Kota Tangerang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, Rabu (3/12/2025).
Dia menjelaskan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya bersama lintas sektor akan menggelar Apel Siaga Bencana pada 10 Desember mendatang. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memastikan kesiapan tim penanganan bencana, terutama menghadapi potensi banjir yang kerap meningkat pada akhir tahun.
“Dalam apel tersebut, akan digelar simulasi penyelamatan dan evakuasi banjir guna memastikan seluruh petugas memahami alur penanganan serta dapat berkoordinasi optimal saat situasi darurat,” terangnya.
Selain banjir, lanjut dia, pihaknya juga menyoroti ancaman kebakaran, gempa bumi, serta potensi dampak dari Megathrust dan Sesar Baribis yang dapat berpengaruh hingga sebagian kecil area Kota Tangerang.
“Kondisi ini membutuhkan kewaspadaan berkelanjutan,” tegas Mahdiar.
Dia memaparkan, BMKG sebelumnya telah memperingatkan bahwa Desember berpotensi menjadi puncak peningkatan curah hujan, termasuk di Tangerang. Menyikapi hal itu, pihaknya akan membahas penetapan status Siaga Hidrometeorologi untuk memperkuat kesiapsiagaan publik.
“Namun upaya ini tidak akan efektif tanpa keterlibatan masyarakat. Untuk itu, kami terus mendorong pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana, edukasi ke sekolah-sekolah, serta penyebaran informasi melalui media sosial,” terangnya.
Masyarakat juga diimbau menyiapkan tas siaga, menyimpan nomor darurat, dan memahami langkah penyelamatan dasar. Karena humanisme dalam penanggulangan bencana, hanya akan terwujud jika warga membangun budaya siap siaga, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga komunitas.
“Riset global menunjukkan, penyelamatan pertama ketika bencana terjadi lebih banyak berasal dari keluarga dan masyarakat sekitar, bukan dari petugas. Karena itu, masyarakat memiliki peran sangat penting,” tutur Mahdiar.
Editor : Elva Setyaningrum