JAKARTA, iNewsTangsel.id - Ada 3 jenderal TNI dikenal jago strategi perang dan sudah terbukti mampu membuat tentara Belanda kocar-kacir menghadapi tentara Indonesia.
Lantas siapa saja 3 jenderal jago strategi perang tersebut.
Jenderal Besar Soedirman
Jenderal Soedirman menerapkan strategi gerilya yang terkenal ketika berjuang untuk mengusir tentara Belanda dari Yogyakarta setelah Indonesia merdeka.
Dalam sebuah jurnal yang berjudul "Kepemimpinan Strategis Jenderal Soedirman Dalam Pengabdiannya Sebagai Prajurit Tentara Nasional Indonesia" (2020), dijelaskan bahwa perang gerilya membuat tentara Belanda merasa takut dan kebingungan dalam menghadapi Indonesia.
Selain itu, Soedirman juga menggunakan taktik perang "supit urang". Dalam strategi ini, pasukan Indonesia menyerang dari dua arah yang berbeda untuk memerangkap musuh. Taktik ini dilakukan oleh Soedirman saat ia masih menjabat sebagai Kolonel dan Komandan Divisi V Banyumas.
2. Jenderal Besar Abdul Haris Nasution
Jenderal Besar Abdul Haris Nasution atau Jenderal AH Nasution, yang biasa dipanggil Pak Nas, juga dikenal sebagai seorang ahli strategi. Beliau juga memiliki keahlian dalam strategi gerilya, sebagaimana halnya dengan Soedirman.
Tak hanya itu, Pak Nas juga menulis sebuah buku yang berjudul 'Pokok-Pokok Gerilya', yang kemudian menjadi bacaan penting di berbagai lembaga pendidikan militer terpilih di seluruh dunia. Karyanya tersebut telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa asing, termasuk Bahasa Inggris.
Dalam karyanya, Pak Nas menyatakan bahwa strategi perang gerilya tetap memiliki relevansi di masa depan, dan sangat mungkin bahwa kesuksesan pasukan militer akan sangat bergantung pada strategi tersebut. Kunci dari keberhasilan dalam situasi perang semacam ini terletak pada persatuan dan kepercayaan yang tumbuh di antara pasukan militer dan masyarakat.
3. Jenderal LB Moerdani
Jenderal LB Moerdani adalah mantan Panglima TNI (dahulu ABRI) yang menjabat dari tahun 1983 hingga 1988. Ia juga terkenal sebagai ahli strategi dan sangat terampil dalam medan pertempuran.
Salah satu strategi terkenal yang diterapkan oleh Benny adalah strategi "kucing-kucingan". Ini berarti Benny dan pasukannya akan terlibat dalam pertempuran langsung jika mereka bertemu dengan musuh. Namun, jika tidak, kedua belah pihak akan menghindar.
Strategi ini digunakan untuk menarik perhatian pasukan Belanda dan memecah konsentrasi mereka. Benny menerapkan strategi ini dalam Operasi Naga di Biak pada tahun 1960-an.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait