Kisah Pengkhianatan Istri Terhadap Nabi Nuh

Vitrianda Hilba Siregar
Cerita pengkhianatan istri terhadap Nabi Nuh adalah bagian dari sejarah masa lalu dan bisa dijadikan hikmah dan pelajaran. Foto: Ilustrasi/Freepik

PAMULANG, iNewsTangsel.id - Cerita pengkhianatan istri terhadap Nabi Nuh adalah bagian dari sejarah masa lalu dan bisa dijadikan hikmah dan pelajaran. Dalam Tafsir ad-Durr al-Mansur karya Jalaluddin as Suyuthi 8/228, disebutkan bahwa istri Nabi Nuh mengkhianatinya dengan menyebarkan dan mengatakan kepada banyak orang bahwa Nabi Nuh adalah orang gila.

Ustaz Dr. Aris Munandar, SS, MPI menjelaskan bahwa pengkhianatan dalam hubungan suami-istri memiliki berbagai bentuk. Salah satunya yang paling buruk adalah perbuatan zina, meskipun pengkhianatan dalam rumah tangga tidak selalu terkait dengannya.

Salah satu bentuk pengkhianatan dalam rumah tangga adalah istri yang mencemarkan nama baik suaminya di hadapan orang lain.

Pencemaran nama baik yang paling buruk adalah tanpa alasan yang benar atau fitnah. Hal inilah yang dilakukan oleh istri Nabi Nuh terhadap suaminya sendiri. Seorang suami dilarang untuk mencemarkan nama baik istrinya, meskipun terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Hal ini merupakan bagian dari kewajiban suami terhadap istrinya.

Sebaliknya, istri juga dilarang untuk mengkhianati suaminya. Salah satu bentuk pengkhianatan istri adalah mencemarkan nama baik suami saat bercerita kepada orang lain, baik itu di media sosial, kepada teman, atau siapa pun.

Saat ini media sosial menjadi sasaran pengkhianatan diungkapkan, di-posting. Masalah keluarga dan rumah tangga diungkap, menceritakan kekurangan nyata suami. "Lebih buruk lagi jika hal tersebut berujung pada fitnah atau informasi palsu tentang suami," jelasnya  dalam pesanya di grup kajian beberapa waktu lalu

Sebaliknya, sikap amanah adalah kebalikan dari pengkhianatan. Amanah adalah sikap mulia. Istri yang amanah adalah yang tidak mencemarkan nama baik suaminya, begitu pula sebaliknya. Suami adalah pelindung bagi istrinya, begitu juga sebaliknya.

"Pakaian memiliki fungsi untuk menutupi kekurangan dan ketidaksempurnaan seseorang yang mengenakannya. Demikian pula, suami seharusnya melindungi kekurangan istrinya, bukan mencemarkan nama baiknya," tambahnya.

Semoga Allah memberikan pasangan yang amanah dan menyenangkan hati bagi semua pembaca tulisan ini. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network