WASHINGTON, iNewsTangsel.id - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyatakan bahwa serangan balasan baru-baru ini di Irak dan Suriah hanya merupakan awal. Dia mengindikasikan kesiapan Amerika Serikat untuk opsi perang dengan Iran dan menegaskan kesiapan AS untuk meningkatkan ketegangan dengan Iran, dengan langkah-langkah yang mungkin terlihat atau tidak terlihat.
Sullivan menyatakan bahwa lebih banyak tindakan akan diambil sebagai respons terhadap kematian tiga anggota militer AS dalam serangan drone kelompok milisi pro-Iran di Yordania pekan lalu, seperti dilansir dari Sindonews.com
AS telah melancarkan serangan balasan terhadap lebih dari 85 target Pasukan Quds IRGC Iran dan kelompok afiliasinya di Suriah dan Irak pada Jumat tengah malam atau Sabtu dini hari, menewaskan sekitar 40 orang. Tiga tentara Amerika yang tewas pada Minggu pekan lalu adalah korban Amerika pertama di Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir, seiring kemarahan yang meningkat di wilayah tersebut atas dukungan Amerika terhadap serangan brutal Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 27.000 orang.
Amerika Serikat sendiri telah membunuh puluhan orang di seluruh kawasan tersebut dalam serangan terhadap kelompok-kelompok militan.
Beberapa negara di Timur Tengah menyatakan kemarahan mereka atas agresi AS. "Irak menegaskan penolakannya bahwa wilayahnya menjadi arena untuk menyelesaikan masalah atau menunjukkan kekuatan antara negara-negara yang bertikai," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyebut serangan AS sebagai kesalahan besar dan strategis lainnya yang hanya akan meningkatkan ketegangan dan ketidakstabilan.
Dalam wawancara televisi, Jake Sullivan juga mengonfirmasi dukungan pemerintahan Biden terhadap "Solusi Dua Negara" bagi Palestina dan Israel, dengan penekanan pada jaminan keamanan untuk Israel.
Namun, Sullivan tidak menjelaskan jaminan keamanan untuk negara Palestina yang berdampingan dengan Israel, sementara Israel dinilai telah melakukan tindakan yang merugikan terhadap orang Arab Palestina sejak berdirinya pada tahun 1948. Sullivan menyatakan bahwa keamanan Israel harus dianggap sebagai hal yang sakral dan bukan sebagai permainan politik.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait