BSD, iNewsTangsel.id - Momen Idulfitri tahun ini menjadi begitu istimewa, karena tradisi mudik Lebaran dapat terlaksana dengan baik. Pemerintah memberikan kesempatan libur Lebaran yang cukup panjang bagi masyarakat Indonesia.
Selama libur panjang banyak masyarakat yang menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman alias mudik agar dapat merayakan Idulfitri bersama saudara atau bahkan berlibur ke luar kota atau luar negeri. Beragam aktivitas tersebut tentunya menguras banyak dana dari keuanganmu, tak terkecuali bagi kamu yang lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga tanpa pulang ke kampung.
Tidak sedikit kondisi keuangan setelah Lebaran menjadi tidak sehat. Apalagi ternyata uang yang kamu keluarkan melebihi budget yang direncanakan sebelumnya.
Lalu, bagaimana cara untuk mengatasi kondisi keuangan pasca libur Lebaran? Nah, mengevaluasi keuangan harus dilakukan sesegera mungkin sebelum terlambat lebih jauh. Sehingga berbagai pos keuangan bisa berjalan dengan baik kembali. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu coba.
1. Cari peluang tambah pendapatan
Untuk memperbaiki arus kas pemasukan, hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mencari peluang untuk menambah pendapatan. Ini bisa dicapai melalui dua jalan.
Pertama, kamu bisa mencari tambahan penghasilan dari pekerjaan sampingan. Kedua, langkah selanjutnya kamu juga bisa mencari pekerjaan baru yang menawarkan gaji lebih tinggi.
2. Tunda pengeluaran yang tak perlu
Memulihkan anggaran usai Lebaran memang susah-susah gampang. Kamu bisa menunda pengeluaran yang tidak terlalu penting semaksimal mungkin.
Dalam situasi ini, menahan diri dari godaan belanja sangat disarankan. Intinya, fokuslah mempertahankan uang yang tersisa, paling tidak sampai kamu kembali menerima gaji. Pergunakan uang tersebut sebijak mungkin untuk memenuhi kebutuhan prioritas dan pokok kamu, ya!
Lakukan penghematan
Agar kantong tak makin jebol setelah Lebaran, lakukanlah penghematan di beberapa pos pengeluaran. Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan, seperti membawa bekal saat ke kantor, hingga mengurangi membeli kopi di kafe yang dapat membuat cash flow semakin berantakan.
4. Tetapkan pengeluaran harian
Untuk menekan pengeluaran pasca Lebaran, tetapkanlah biaya yang boleh dikeluarkan setiap harinya. Misalnya kamu menetapkan Rp 50 ribu untuk pengeluaran setiap hari.
Konsistenlah untuk menggunakan uang tersebut dan hindari membawa uang tunai lebih dari itu. Yang terpenting, jangan pernah tergoda untuk melanggarnya.
5. Sehatkan kembali dana darurat
Membengkaknya pengeluaran selama bulan Ramadan dan libur Lebaran sangat memungkinkan ditutupi dari dana darurat alih-alih akan menggantinya di bulan depan. Karena judulnya dana darurat, maka sudah sepatutnya bagi kamu kembali memenuhi dana darurat setelah Lebaran.
Hal ini perlu menjadi perhatian penting karena dana darurat harus selalu ada dalam jumlah yang cukup di dalam keuangan. Agar keuangan tidak berisiko mengalami masalah di kemudian hari.
6. Segera bayar utang
Pengeluaran di bulan Ramadan dan Lebaran yang tak terkontrol kerap kali menghasilkan utang konsumtif. Langkah yang harus ditempuh setelah Lebaran yakni melunasi utang. Jangan tunda bayar utang terutama utang yang berbunga seperti tagihan kartu kredit atau pinjol atau pay later.
7. Alokasikan dana untuk tabungan, investasi, dan asuransi
Dalam pengelolaan keuangan pribadi, pemasukan seharusnya tidak habis hanya untuk menutup biaya dan pengeluaran demi memenuhi kebutuhan dan keinginan saja. Jika itu terjadi, kamu akan mengalami kesulitan finansial di masa tua nanti, atau saat tidak bisa bekerja.
Yang seharusnya kamu lakukan adalah memastikan bahwa ada bagian dari pendapatan yang dialokasikan untuk ditabung atau dialihkan dalam produk investasi. Bagian inilah yang akan menjadi simpanan kamu di masa depan.
Selain itu, jangan lupa pula melindungi aset keuanganmu dengan produk proteksi berupa asuransi. Sehingga, kebiasaan baik yang harus segera dimulai lagi setelah Lebaran ialah mengalokasikan sebagian penghasilan untuk tabungan, investasi, dan asuransi. Idealnya, ketiga pos itu mengambil porsi 10% - 30% dari penghasilan bulananmu.
Asuransi kesehatan bisa memberikan ketenangan pikiran dan meminimalkan risiko keuangan dengan melindungi finansial kita ketika harus melakukan pembayaran saat jatuh sakit dalam jumlah besar.
Dengan mengikuti tips di atas, semoga kamu bisa mengelola keuangan dengan lebih baik dan terhindar dari masalah keuangan yang lebih besar di kemudian hari. Jangan lupa, selalu disiplin dalam mengatur keuangan agar kamu dapat meraih kondisi keuangan yang lebih stabil dan sehat.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait