Gerakan yang dipimpin Gülen pun berkembang pesat. Jaringannya meluas, tidak hanya di Turki tetapi juga di berbagai belahan dunia. Sekolah-sekolah, universitas, stasiun radio, televisi, rumah sakit, hingga media cetak menjadi bagian dari perjuangannya. Hingga akhir hayatnya, Gülen terus mendedikasikan hidupnya untuk membangun generasi yang tercerahkan.
Inspirasi bagi Dunia
Pengaruh Gülen tidak hanya terasa di Turki. Di Amerika Serikat, gerakannya diakui secara luas. Presiden Marywood University di Pennsylvania, Ann Munley, mengakui bahwa kontribusi Gülen dalam dunia pendidikan membawa dampak positif bagi masyarakat global. Di Indonesia, mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memuji konsep pendidikan Gülen, yang menekankan pentingnya akhlak. Gus Dur menyoroti bahwa konsep pendidikan ini bisa menjadi solusi bagi krisis moral dalam sistem pendidikan Indonesia.
"Ini sangat penting bagi bangsa Indonesia karena sekolah-sekolah kita sekarang kekurangan moral," ujar Gus Dur suatu ketika, menegaskan bahwa nilai-nilai yang diajarkan Gülen bisa menjadi obat bagi krisis tersebut.
Tidak hanya dalam pendidikan, Gülen juga meninggalkan jejak dalam gerakan sosial yang menekankan pentingnya dialog antarumat beragama. Baginya, perdamaian dunia hanya bisa tercapai melalui dialog dan saling pengertian. Ia sering menekankan bahwa Islam bukan agama yang memerlukan negara untuk bertahan, melainkan agama yang dapat berkembang melalui kekuatan masyarakat sipil.
Meski penuh prestasi, Gülen tetap dikenal sebagai sosok rendah hati. Ia tidak pernah menikah, karena merasa hidupnya dipenuhi oleh tugas yang lebih besar, yakni melayani umat. Baginya, setiap detik dalam hidupnya adalah bentuk pengabdian. Tak heran, pada tahun 2008, Majalah *Foreign Policy* menobatkannya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait