JAKARTA, iNewsTangsel.id - Jejak digital Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (RK), memunculkan kontroversi baru yang memengaruhi peluangnya di Pilkada 2024. Cuitan satire di Twitter 14 tahun lalu kembali viral setelah warganet membagikannya di berbagai platform media sosial.
Cuitan yang dibuat pada 17 Agustus 2010 itu kembali viral, meskipun cuitan tersebut telah dihapus, tangkapan layarnya tetap tersebar luas.
Menyadari dampaknya, Ridwan Kamil meminta maaf kepada publik pada Minggu (25/8/2024). Dalam permintaan maafnya di akun X, ia mengakui kurang bijaknya cuitan masa lalunya. "Saya mohon maaf jika ada pihak yang tersakiti, terhina, atau merasa tidak nyaman dengan cara saya berekspresi pada masa lalu," tulis RK.
Namun, permintaan maaf tersebut justru menimbulkan polemik baru. Salah satu mantan guru honorer, Sabil Fadhillah, mengungkit kembali insiden beberapa tahun lalu ketika ia dipecat usai mengomentari unggahan Ridwan Kamil dengan bahasa Sunda yang dianggap kurang sopan.
Pengamat politik Abdul Halim menegaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki integritas moral yang tinggi. "Seorang gubernur harus menjadi teladan. Jejak digital seperti ini menunjukkan siapa sebenarnya Ridwan Kamil. Jangan sampai masyarakat salah memilih pemimpin," kata Halim.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait