JAKARTA, iNewsTangsel.id - Salah satu smelter nikel terbaik di Indonesia akan segera beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Smelter “Merah Putih” milik PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) ini menggunakan energi bersih yang disuplai oleh PLN untuk menghasilkan green nickel product yang akan dipasarkan secara global.
Sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ceria Group telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Saat ini, pembangunan smelter dengan teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) hampir rampung, sementara fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) sedang dalam tahap persiapan konstruksi.
Proyek ini menjadi salah satu tonggak hilirisasi nikel nasional, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto melalui Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang percepatan hilirisasi dan ketahanan energi. Pemerintah pun memberikan perhatian penuh untuk memastikan proyek ini berjalan lancar dan sesuai target.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, kami mengapresiasi manajemen PT Ceria Nugraha Indotama atas kerja kerasnya dalam menjalankan tanggung jawab sebagai PSN. Ribuan tenaga kerja dari berbagai daerah telah bekerja di Ceria, memberikan dampak positif bagi masyarakat,” kata Asrun Lio, Sekretaris Daerah Sulawesi Tenggara, saat mengunjungi proyek smelter di Kecamatan Wolo, Kolaka, Rabu (23/1) lalu.
Menurut Asrun, progres pembangunan smelter ini sudah mencapai 97,05% berdasarkan laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Tenggara. Smelter RKEF ini ditargetkan beroperasi penuh pada April 2025.
Selain itu, Asrun juga mengapresiasi penggunaan energi bersih oleh smelter Ceria Group. Energi ini bersumber dari PLTA Bakaru melalui jaringan PLN, yang dilengkapi Sertifikat Energi Terbarukan (Renewable Energy Certificate). Smelter ini juga didukung oleh Pembangkit Listrik Terapung (Barge Mounted Power Plant) berkapasitas 2 x 60 MW untuk menjaga stabilitas daya.
Pejabat Bupati Kolaka, Muh Fadliansyah, turut memuji kontribusi Ceria bagi Kabupaten Kolaka. “Ceria menggunakan 100 persen tenaga kerja lokal dan memberikan dampak besar bagi masyarakat. Kami berharap smelter ini segera beroperasi penuh untuk membuka lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Deputy President Director PT Ceria, Djen Rizal, menegaskan bahwa smelter ini dibangun oleh putra-putri daerah dengan pendanaan dari Sindikasi Perbankan Nasional yang dipimpin oleh Bank Mandiri, Bank SulselBar, dan BJB. Proyek ini merupakan komitmen Ceria untuk mendukung program hilirisasi pemerintah, sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Pembangunan smelter ini dimulai pada akhir 2019, mendapatkan pendanaan pada awal 2022, dan kini mendekati tahap akhir. “Perjalanan ini tidak mudah, dan kami masih membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat sekitar,” ujar Djen Rizal.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait