JAKARTA, iNewsTangsel.id - Data global terbaru mengungkap bahwa sekitar 20-30 persen hewan peliharaan yang dibawa ke dokter hewan mengalami muntah dan diare. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemilik anabul (anak bulu) seperti kucing dan anjing, karena gangguan pencernaan yang tidak segera ditangani dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jakarta, drh. M.Th Widiastuti, mengungkapkan bahwa sekitar 67 persen masyarakat Indonesia memiliki hewan peliharaan. Faktor lingkungan, seperti iklim tropis yang lembap, menjadi salah satu penyebab utama penyebaran bakteri, virus, dan parasit yang menyerang sistem pencernaan. Selain itu, pola makan yang tidak tepat, alergi makanan, stres, serta konsumsi benda asing juga menjadi faktor pemicu muntah dan diare pada hewan.
"Pemilik anabul harus waspada jika hewan kesayangannya menunjukkan gejala gangguan pencernaan. Muntah dan diare yang terus berulang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit, yang sangat berbahaya bagi kesehatan anjing dan kucing," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Untuk menjaga kesehatan anabul, drh. Widiastuti menyarankan pemilik hewan agar memberikan makanan yang mudah dicerna dan kaya serat, serta menghindari makanan manusia yang dapat memicu alergi atau gangguan pencernaan. Kebersihan lingkungan dan wadah makan juga harus diperhatikan guna mencegah kontaminasi bakteri. Selain itu, pemeriksaan rutin ke dokter hewan sangat penting untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini.
"Pemilik hewan harus lebih teliti dalam memilih nutrisi dan menjaga kebersihan lingkungannya. Jangan anggap remeh muntah dan diare, karena bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius," tambahnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait