JAKARTA, iNewsTangsel.id - Industri manufaktur menghadapi tekanan yang kian besar di tengah meningkatnya isu perubahan iklim, regulasi lingkungan yang makin ketat, dan tuntutan konsumen terhadap produk berkelanjutan. Kondisi ini mendorong pelaku industri untuk bertransformasi, termasuk dalam hal efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon.
Melihat tantangan tersebut, PLN Icon Plus—anak usaha dari PLN Group—menghadirkan solusi energi hijau terintegrasi untuk sektor manufaktur. Layanan yang ditawarkan meliputi pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PV Rooftop), sistem manajemen energi (Energy Management System), hingga integrasi digital berbasis data untuk pengelolaan energi yang cerdas.
Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi, menegaskan bahwa keberlanjutan bisnis tidak hanya dilihat dari efisiensi biaya, tetapi juga dari kontribusinya terhadap lingkungan. “Solusi green energy dari Icon Plus merupakan langkah konkret untuk membantu industri manufaktur tetap kompetitif dan bertanggung jawab secara lingkungan di tengah era transisi energi global,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).
Energi surya dinilai sebagai alternatif yang efektif dalam menekan konsumsi energi berbasis fosil. Selain menurunkan biaya listrik jangka panjang, penggunaannya juga mampu mengurangi emisi karbon—sejalan dengan target keberlanjutan dan penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) yang kini menjadi standar global dalam menilai performa perusahaan.
Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), sektor industri menyumbang lebih dari 30% konsumsi energi global. Oleh karena itu, peralihan menuju energi terbarukan di sektor ini memainkan peran penting dalam upaya menekan emisi gas rumah kaca secara global.
Sebagai bagian dari PLN Group, PLN Icon Plus memastikan bahwa seluruh solusi yang ditawarkan didukung oleh infrastruktur yang andal dan teknologi mutakhir. Langkah ini mempertegas bahwa penggunaan energi hijau bukan sekadar tren, tetapi fondasi utama dalam membangun masa depan industri manufaktur yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait