JAKARTA, iNewsTangsel.id - Kementerian Kesehatan RI meluncurkan Program ACTIVE 2.0 bersama Kementerian Kerja Sama Ekonomi Federal Jerman (BMZ) dan sejumlah mitra internasional untuk memperkuat layanan kanker serviks di Indonesia. Program ini merupakan tindak lanjut kerja sama bilateral Indonesia–Jerman dan bertujuan meningkatkan kualitas perawatan pasien melalui teknologi radioterapi mutakhir, pelatihan tenaga kesehatan, serta pengembangan infrastruktur rumah sakit.
Empat rumah sakit rujukan nasional — RS Kanker Dharmais, RS Cipto Mangunkusumo, RS Sardjito, dan RSUP Dr. Mohammad Hoesin — ditunjuk sebagai Center of Excellence (CoE). Fasilitas ini akan berfungsi sebagai pusat pelatihan, pengembangan kapabilitas tenaga medis, sekaligus penyedia layanan bagi pasien kanker.
Direktur Pelayanan Klinis Kementerian Kesehatan RI, Dr. Obrin Parulian, M.Kes, menyatakan kerja sama ini sejalan dengan agenda Transformasi Kesehatan, khususnya untuk pelayanan onkologi. “Kolaborasi ini memperkuat kapasitas rumah sakit dan meningkatkan kualitas tenaga medis dalam penanganan kanker di Indonesia,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Menurut data Kementerian Kesehatan, setiap tahun terdapat sekitar 36.000 kasus baru kanker serviks di Indonesia, dengan prevalensi 23 kasus per 100.000 perempuan. Kehadiran ACTIVE 2.0 diharapkan dapat memperluas akses pengobatan, memberikan pendampingan pakar internasional, serta memperkuat sistem layanan kanker secara nasional.
Head of Cooperation with the Private Sector BMZ, Benjamin Knödler, menambahkan, “ACTIVE 2.0 menjadi contoh kolaborasi jangka panjang dalam membangun layanan kesehatan yang tangguh dan berkualitas di Asia Tenggara.”
Dengan pendampingan ahli onkologi dari Jepang dan Eropa, tenaga medis lokal akan mempelajari praktik terbaik internasional dalam perawatan kanker serviks. Program yang berlangsung tiga tahun ini diharapkan memberi dampak berkelanjutan bagi pengendalian kanker di Indonesia.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
