Kasus Myopia Anak Meningkat, Edukasi dan Teknologi Jadi Kunci Pengendalian

Elva
Seorang anak memeriksa kesehatan matanya di klinik mata. Foto Ist

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Kasus myopia atau mata minus pada anak-anak di Indonesia terus meningkat. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, karena myopia tidak hanya berdampak pada kualitas penglihatan, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan anak dalam jangka panjang. Sehingga aktivitas di luar ruangan jadi minim. 

Founder & Chief Doctor VIO Optical Clinic, dr. Andri Agus Syah menjelaskan, data dari kliniknya, lebih dari 60 persen pasien anak usia sekolah yang datang untuk pemeriksaan mengalami kenaikan myopia. Angka ini terus meningkat setiap tahun selama lima tahun terakhir, hingga memunculkan istilah "epidemi myopia" di kalangan tenaga medis”.

“Indonesia sedang menghadapi epidemi myopia. Diperkirakan 1 dari 3 anak akan mengalami myopia di usia sekolah. Kami percaya, pencegahan jauh lebih penting daripada sekadar koreksi,” katanya di Jakarta, Jumat (26/9/2025). 

Menurut dia, myopia pada anak tidak cukup ditangani dengan sekadar koreksi penglihatan menggunakan kacamata. Diperlukan pendekatan lain, berupa pencegahan dan terapi jangka panjang yang bertujuan memperlambat perkembangan minus.

“Sejumlah metode, kini digunakan untuk mengendalikan myopia. Di antaranya, vision therapy dan myopia control. Salah satu layanan unggulan yang digunakan adalah MiYOSMART, lensa terapi dari Hoya yang secara klinis terbukti mampu menahan laju pertumbuhan myopia pada anak hingga 60%,” paparnya. 

Dia menerangkan, metode lainnya dengan terapi Ortho-K, penggunaan lensa kontak khusus untuk malam hari. Fungsinya untuk membentuk ulang kornea mata saat tidur, sehingga ketika dilepas pada pagi hari, penglihatan menjadi jernih tanpa kacamata maupun softlens. 

“Lensa terapi ini terbukti mampu menahan laju pertumbuhan myopia,” tegas Andri. 

Dia menerangkan, selain teknologi, faktor edukasi kepada orang tua juga menjadi kunci penting. Karena, gaya hidup modern yang banyak melibatkan aktivitas dekat, seperti kebiasaan membaca jarak dekat dalam waktu lama, penggunaan gawai berlebihan dan minimnya aktivitas luar ruangan menjadi pemicu utama meningkatnya kasus myopia pada anak.

“Untuk itu, pentingnya pemeriksaan rutin, pengawasan aktivitas visual anak, serta peningkatan literasi masyarakat mengenai kesehatan mata sejak dini. Dengan kombinasi edukasi dan pemanfaatan teknologi, diharapkan laju pertumbuhan myopia pada anak dapat ditekan dan kualitas penglihatan generasi muda Indonesia tetap terjaga,” pungkasnya. 

Editor : Elva Setyaningrum

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network