SERPONG, iNewsTangsel — Dunia pendidikan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali tercoreng akibat kasus perundungan (bullying) yang menimpa seorang siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 19 Tangsel.
Korban berinisial Muh His (13), siswa kelas VII, dilaporkan menjadi korban tindakan kekerasan yang dilakukan oleh teman sebayanya.
Akibat insiden tersebut, Muh His mengalami luka fisik dan tekanan psikologis yang cukup berat. Korban kini dikabarkan masih dirawat di rumah sakit dan belum sadarkan diri.
Kabar mengenai aksi perundungan ini sempat beredar luas di media sosial dan memicu gelombang keprihatinan dari masyarakat, serta berbagai pihak yang peduli terhadap dunia anak, pada Senin (10/10/2025).
Menanggapi kejadian ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan memastikan telah menerima laporan resmi dan tengah melakukan investigasi.
Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Tangsel, Dedi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan di lingkungan sekolah.
“Kami sudah menurunkan tim untuk memeriksa kasus ini. Jika terbukti ada unsur kekerasan dan kelalaian dalam pengawasan, akan ada sanksi sesuai aturan yang berlaku,” ujar Dedi.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk melakukan pendampingan kepada korban dan keluarga.
“Lagi proses pendampingan dengan UPTD PPA juga,” tegas Dedi.
Kasus ini juga mendapat perhatian serius dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Tangsel.
Kepala UPTD PPA Tangsel, Tri Purwanto, menyatakan pihaknya siap memberikan pendampingan psikologis kepada korban dan keluarganya agar dapat pulih dari trauma akibat peristiwa tersebut.
“Kami baru kemarin mendapatkan laporannya. Ternyata kasus itu sudah terjadi pada 20 Oktober 2025 lalu. Kasus ini juga sudah sempat dilakukan pertemuan antara pihak sekolah, keluarga korban, dan keluarga pelaku. Kami juga minta Dinas untuk melakukan pengawalan,” ungkap Tri.
Lebih lanjut, Tri menuturkan bahwa keluarga pelaku disebut siap menanggung biaya pengobatan korban.
“Coba nanti kita lihat sudah sampai mana kasus ini, sebab informasinya keluarga pelaku sudah siap menanggung biaya pengobatan korban. Kita kawal dulu kasus ini ya,” jelasnya.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan, khususnya di Kota Tangsel. Masyarakat berharap aparat penegak hukum dan pihak sekolah dapat mengusut tuntas peristiwa tersebut agar keadilan bagi korban dan keluarganya dapat terwujud.
Lebih dari itu, masyarakat menuntut agar sekolah benar-benar menjadi tempat yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan serta tempat di mana anak-anak bisa belajar dan tumbuh tanpa rasa takut.
Editor : Aris
Artikel Terkait
