Memoir, Ajak Pendengar Menyusuri Jejak Kenangan dan Kehilangan

Elva
Personil band SEMENTARA. Foto Ist

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Di tengah hiruk-pikuk skena musik independen yang semakin padat, empat anak muda asal Jakarta memilih langkah yang lebih pelan. Melalui nama SEMENTARA, Alif, Theo, Isa, dan Gali menghadirkan karya yang tidak sekadar terdengar, tetapi juga mengajak pendengarnya berhenti sejenak dan merasakan kembali apa yang pernah hilang.

Single perdana menghadirkan kisah yang akrab bagi banyak orang sebagai upaya menelusuri kembali kenangan bersama seseorang yang telah pergi. Dalam “Memoir”, band ini merangkum perasaan kehilangan, kerinduan, dan proses memahami makna kehadiran seseorang yang tetap hidup di ingatan, meski fisiknya tak lagi ada.

Theo, gitaris sekaligus penulis lagu mengatakan, lagu ini merekam momen ketika seseorang mencoba kembali kepada potongan-potongan memori, mulai dari tawa, percakapan, hingga hal-hal kecil yang pernah terasa biasa namun kini menjadi begitu berarti. 

“Kadang kita baru memahami arti seseorang ketika ia sudah tidak ada. Maka, judul lagu ini menjadi cara kami merayakan kehadiran yang tetap tinggal, bahkan setelah kepergian,” katanya di Jakarta, Selasa (25/11/2025). 

Dia menjelaskan, proses kreatif lagu ini dilakukan secara kolaboratif di berbagai lokasi. Aransemen dikerjakan di Studio 12 Rawamangun, rekaman instrumen dilakukan di MangoTree Studio. Sementara vokal direkam di ruang pribadi di Jatibening. 

“Variasi ruang ini menghadirkan tekstur yang organik dan intim dalam setiap elemen lagunya,” terang Theo. 

Sementara itu, Gali, sang drummer menjelaskan, banyak detail drum direkam secara natural untuk menangkap rasa yang mentah dan jujur. 

“Kami ingin ritmenya tidak hanya mengiringi, tapi juga bercerita,” tegas Gali. 

Pada kesempatan yang sama, sang vokalis, Alif menambahkan, kejujuran rasa, itu juga muncul dari teknik vokal yang dibangun tanpa banyak polesan, menjaga spontanitas emosi dari tiap take. Hasil akhirnya adalah lanskap suara yang memadukan pop melodius dengan ambient, indie rock, hingga sentuhan eksperimental. 

“Warm, intimate, dan penuh ruang untuk refleksi, ya begitulah lagu ini memeluk pendengarnya. Karena lagu ini tidak hanya mengajak orang mendengar, tetapi juga mengajak mereka merasakan. Kami ingin setiap lagu menjadi ruang jeda,” ungkap Alif. 

Dia menerangkan, melalui lagu ini, bandnya tidak sekadar memperkenalkan identitas musikalnya, tetapi juga mengajak pendengar menyentuh kembali kenangan yang pernah menghangatkan. 

“Kami juga mengajarkan tentang arti sebuah kehadiran yang tetap tinggal meski waktu terus berjalan,” pungkas Alif. 

Editor : Elva Setyaningrum

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network