JAKARTA, iNewsTangsel.id - Saat ini Indonesia berada di titik krusial dalam perjalanan transformasi sektor pertambangan. Di tengah harga mineral yang kian terfragmentasi, pelaku industri dihadapi tantangan untuk memastikan energi yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan.
Managing Director, Global Head of Metals and Mining, DBS Bank Ltd, Mike Zhang menjelaskan, industri mineral global kini menghadapi tekanan dari fragmentasi pasar dan pergeseran geoekonomi. Hambatan perdagangan sejak 2024 paling terasa pada mineral kritis dengan konsentrasi pasokan tinggi, diperparah oleh penerapan tarif impor AS terhadap nikel, seng, dan kobalt, serta pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Tiongkok.
“Kondisi tersebut mengancam prinsip ‘hukum harga tunggal’ dan mendorong perbedaan harga antar pasar. Di tengah peristiwa tersebut, tantangan ‘trilemma energi’ muncul untuk memastikan keterjangkauan, keandalan, dan keberlanjutan tercapai secara bersamaan agar stabilitas energi tetap terjaga,” kata Mike saat The 4th Metal and Mining Forum 2025: Forging Global Connections di Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Sementara itu, Senior Economist DBS Bank Radhika Rao mengungkapkan, kendati kondisi global yang tengah menantang, permintaan logam masih tetap kuat di berbagai komoditas. Dalam satu dekade mendatang, kebutuhan investasi pertambangan diperkirakan mencapai USD 3,5 triliun, dengan Amerika Latin menyumbang sekitar seperempat dari total belanja modal global.
“Fokus belanja modal ini tetap terkonsentrasi pada tembaga (35%) dan emas (17%), disusul batu bara (14%) dan bijih besi (12%), mencerminkan bahwa sektor mineral tetap menarik meski menghadapi tekanan geopolitik,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Anthonius Sehonamin menambahkan, industri logam dan mineral tengah memasuki fase transformasi yang menuntut efisiensi sumber daya, ketahanan rantai pasok, dan kemampuan membaca dinamika pasar global dengan jauh lebih presisi.
“”Sehingga pelaku usaha membutuhkan mitra yang tidak hanya memahami kompleksitas industri, tetapi juga mampu memberikan perspektif yang tajam dan berorientasi ke depan,” terangnya.
Menurut dia, sebagai mitra tepercaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis, pihaknya tak hanya menyediakan solusi pembiayaan, tetapi juga analisis pasar yang mendalam dan relevan. Sehingga nasabah dapat mengambil keputusan finansial yang tepat sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
“Dukungan ini diperkuat oleh solusi digital RAPID dan IDEAL yang mempermudah proses treasury dan trade, serta kehadiran regional yang menghubungkan Indonesia ke dalam arus perdagangan dan investas irisasi menjadi kunci,” imbuhnya.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait
