Kemenkes Ungkap, 48% Alkes di Faskes RI Buatan Lokal

Elva
Launching Indomedex 2026 di Jakarta. Foto Elva

JAKARTÀ, iNewsTangsel.id - Industri kesehatan Indonesia menunjukkan percepatan signifikan dalam kemandirian alat kesehatan (alkes) nasional. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat penggunaan alkes dalam negeri di fasilitas kesehatan (faskes) meningkat dari 12% pada 2019 menjadi 48% pada 2024. 

“Lonjakan ini menjadi indikator penting, sektor kesehatan tak hanya bergerak di ranah layanan publik, tetapi juga mulai berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Dr. Jeffri Ardiyanto,  saat launching Indomedex 2026 di Jakarta, Rabu (10/12/2025). 

Dia menjelaskan,  saat ini Indonesia memiliki 728 produsen alkes lokal yang telah mengantongi lebih dari 18.000 izin edar. Jumlah itu mencakup 495 jenis produk. Namun, produk impor masih mendominasi pasar dengan jumlah izin edar mencapai 58.225. 

“Ini menunjukkan ruang pertumbuhan industri dalam negeri masih terbuka lebar. Sehingga ada indikasi positif bagi kemandirian sektor farmasi dan alat kesehatan Indonesia,” terangnya. 

Bahkan, lanjutnya, Indonesia telah mampu memproduksi 17 dari 19 produk alat kesehatan kategori Top 10. Sedangkan, CT scan dan MRI masih dalam tahap pengembangan.

“Jika tren pertumbuhan industri dan adopsi alkes lokal terus berlanjut, Indonesia berpotensi mengurangi ketergantungan impor sekaligus memperbesar nilai ekonomi kesehatan domestik menuju visi Indonesia Emas 2045,” ucap dia. 

Dia memaparkan, dari National Health Account 2023, belanja kesehatan nasional mencapai Rp614,5 triliun, dengan alokasi merata pada tiga sektor utama m, yaitu 30% farmasi, 30% alat kesehatan, dan 30% layanan kesehatan. 

“Angka ini membuktikan peran kesehatan sebagai salah satu motor ekonomi yang terus berkembang di Indonesia. Tidak hanya layanan medis, tetapi juga industri pendukung seperti farmasi, teknologi kesehatan, dan pembiayaan kesehatan,” tegas Dr. Jefri. 

Diungkapkan, Indonesia saat ini sedang menjalani enam pilar transformasi kesehatan yang menjadi bagian dari penguatan industri kesehatan. Di antara m layanan primer, layanan rujukan, ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan, pengembangan SDM kesehatan, serta pemanfaatan teknologi kesehatan.

“Transformasi ini tak hanya bertujuan meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, tetapi juga membangun rantai ekonomi kesehatan yang lebih berdaulat dan kompetitif secara industri,” ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) DKI Jakarta, dr. Yanuar Jak menambahkan, pihaknya sedang mendorong rumah sakit untuk meningkatkan kompetensi layanan seiring berkembangnya teknologi dan industri alkes nasional.

“Peningkatan kapasitas SDM dan pembaruan sarana menjadi langkah kunci agar rumah sakit mampu memanfaatkan produk dalam negeri secara optimal,” katanya. 

Untuk itu, terangnya, rumah sakit harus mempersiapkan diri dengan memperbaiki sarana dan prasarana. Apalagi, pameran industri alkes seperti Indomedex dapat membuka ruang kolaborasi untuk memperkuat daya saing layanan kesehatan

“Diharapkan, pameran yang akan diadakan pada 25-26 November 2026 mendatang bisa membantu rumah sakit untuk mendapatkan informasi dan hal yang sangat berguna agar rumah sakit dapat meningkatkan kompetensi berdasarkan sarana dan prasarana,” tutup dr. Yanuar. 

Editor : Elva Setyaningrum

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network