PAMULANG, iNewsTangsel.id - Penyakit ain apa maksudnya dan apa penyebabnya? Istilah ain atau mata dikenal dalam ajaran Islam. Apa maknanya dan bagaimana hal ini bisa terjadi? Berbagi foto di platform media sosial, terutama foto anak-anak, terasa sangat mudah dibagikan ata share. Namun, penting untuk diingat bahwa ada risiko terkena penyakit ain.
Makan berhati-hatilah saat membagikan foto atau video keluarga, terutama anak-anak, di platform media sosial dalam era teknologi informasi saat ini.
Penyakit ain dapat menyebar melalui foto atau video. Meskipun tidak bisa dipastikan bahwa setiap foto yang dibagikan akan memicu 'ain, tetapi lebih baik waspada karena konten di media sosial dapat dilihat oleh banyak orang.
Ustaz dr. Raehanul Bahraen menjelaskan bahwa penyakit ain adalah gangguan, baik pada tubuh maupun jiwa, yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang iri atau terpesona. Setan dapat memanfaatkan hal ini sehingga membahayakan orang yang terkena.
Ibnul Atsir rahimahullah menyatakan, "Seseorang dikatakan terkena penyakit ain ketika orang yang iri melihatnya, dan pandangan itu mempengaruhi sampai menyebabkan sakit."
Meskipun mungkin terdengar aneh atau sulit dipahami secara logis pada awalnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa 'ain adalah sesuatu yang nyata dan ada.
Beliau bersabda, "Pengaruh 'ain itu benar-benar ada. Jika ada sesuatu yang dapat mengalahkan takdir, 'ainlah yang dapat melakukannya."
Salah satu contoh yang sering terjadi adalah ketika sebuah foto lucu dan menggemaskan dari seorang anak diposting di media sosial, lalu tiba-tiba anak tersebut jatuh sakit atau menangis terus-menerus tanpa alasan yang jelas, padahal sudah diperiksa oleh dokter dan tidak ditemukan penyakit yang mendasarinya.
Hal ini terjadi karena ada pandangan hasad kepada gambar itu atau pandangan takjub dan penting diketahui bahwa penyakit ‘ain bisa muncul meskipun mata pelakunya tidak berniat membahayakannya (ia takjub dan kagum).
Penyakit ain bisa menyebar lewat gambar atau video. Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:
"Jiwa seseorang yang menjadi penyebab 'ain mungkin menimbulkan penyakit 'ain tanpa harus melihat langsung. Kadang-kadang, orang buta bisa diberitahu tentang sesuatu, dan jiwa mereka bisa menciptakan penyakit 'ain, meskipun mereka tidak melihatnya. Banyak hal bisa menjadi pemicu 'ain hanya lewat cerita tanpa melihat langsung."
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan:
"Jelas bahwa 'ain bisa dipicu saat seseorang melihat gambar seseorang, melalui televisi, atau bahkan hanya dari mendengar deskripsi fisiknya, dan akhirnya orang tersebut terkena 'ain. Kita memohon perlindungan dan kesehatan dari Allah."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta