JAKARTA, iNewsTangsel.id - Film pendek berjudul, "Apakah, Tuhan Serumit itu?", yang disutradarai Tiar Simorangkir menyedot perhatian mahasiswa , jurnalis dan aktivitas sosial.
Bertempat di Aula Lantai 3, Graha Oikumene PGI, Jalan Salemba, Jakarta, Kamis (28/12/2023). Film berdurasi kurang lebih 25 menit menceritakan tentang dua keluarga dengan keyakinan memeluk agama yang berbeda. Dimana masing-masing anak menjalin pertemanan dekat atau berpacaran.
Disebut dalam film tersebut, Christian putra dari bapak Stevanus dengan keyakinan Nasrani berpacaran dengan Tika anak dari ibu Siti yang memeluk agama Islam.
Kedua keluarga ini, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari mereka saling menerapkan aturan-aturan agama yang dipeluknya. Keluarga tersebut, dalam film menyakini, apa yang disampaikan ke anak-anak mereka sudah pasti benar.
Singkat cerita, Ibu Tika mengalami sakit dimana harus menjalani kemoterapi. Tika dalam film tersebut, sangat menyayangi sang ibu dan berjanji untuk membiayai pengobatannya.
Namun nasib tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Ia diberhentikan oleh perusahaan tempat dimana ia bekerja, karena kondisi perusahaan dimana ia bekerja mengalami kesulitan keuangan.
Sedih, dan kecewa tergambar diraut wajah Tika. Wajah sang ibu terus terbayang dipikirannya. Ia membayangkan, tidak dapat lagi membiayai pengobatan sang ibu. Karena sang Ayah sudah dipanggil Tuhan terlebih dahulu.
Melihat kesedihan itu, Christian yang merupakan kekasih Tika, berusaha menenangkan. "Kita bertukar tempat, kata Christian. Biarkan saya yang di PHK dan kamu tetap bekerja, ujarnya.
"Saya akan menghadap HRD, dan meminta agar kamu kembali bekerja, tambah Christian.
Tidak berapa lama, setelah menghadap HRD, Christian menyampaikan bahwa permintaan beliau dikabulkan, dan akhirnya Tika kembali bekerja. dan dapat membiayai pengobatan ibunya.
Kebaikan Christian dengan melepaskan pekerjaannya demi Tika, mendapat penolakan ibu Siti, karena Christian tetap tidak cocok dimata sang ibu. Alasannya perbedaan keyakinan agama.
Diakhir cerita Tika maupun Christian berdoa: "Apakah, Tuhan Serumit itu?
Ruang Perjumpaan
Sekretaris PGI, Jimmy Sormin mengatakan Film pendek tersebut mewakili persoalan yang terjadi di masyarakat Indonesia yang majemuk ini. " Ditengah masyarakat, sudah pasti banyak dijumpai perbedaan itu (agama), katanya.
Film yang ditunjukkan untuk anak-anak muda ini, menceritakan fakta yang terjadi dimasyarakat, tambahnya.
Dimana , adanya ruang perjumpaan untuk mengenal identitas keagamaan orang lain.
"Saya melihat anak muda dalam ruang keberagaman, mencoba mencari pemahaman itu dengan teman sebaya, bukan lagi ke orangtua.
Sehingga kita perlu merespon dengan cepat. Generasi muda pada 2023 sudah mencapai 70 persen dinegeri ini, katanya. "Perlunya memfasilitasi isu religi dengan cara kekinian, dimana sempat viral perbedaan menikah beda agama, tambahnya.
Sedangkan, sutradara film Tiar Simorangkir mengatakan, untuk menjangkau anak-anak muda saat ini penuh tantangan. "Saya melihat teknologi audio visual, adalah cara tercepat untuk menjawab persoalan ini,. "Seperti film pendek ini, katanya menambahkan.
Setelah menonton film ini, kami berharap banyak anak-anak muda yang bertanya apa itu agama?
Mereka, anak-anak muda perlu dijelaskan apa artinya perbedaan. Melalui film ini sutradara berusaha menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti, kata Tia yang dianugerahi piala Citra, sebagai sutradara terbaik. " Pemahaman secara modern melalui pendekatan-pendekatan kekinian, sehingga mudah dipahami oleh generasi muda.
Bahwa, berbeda agama dilarang orangtuanya untuk berteman, akan menimbulkan kepahitan kepada agama dan Tuhan.
Bagaimana kakunya ibu Siti dan pak Stevanus dalam film tersebut menjelaskan artinya perbedaan suatu keyakinan. "Kekakuan komunikasi itu harus dicarikan solusinya, kata Tiar
Penting kah agama?
Tuhan itu ada tidak?
Pertanyaan seperti itu selalu muncul, saat terjadi disebuah keluarga. Disinilah perlunya PGI hadir memberikan edukasi jangan sampai terjadi intoleran, tambah Tiar.
Saya melihat film ini berhasil memunculkan pertanyaan dan diskusi yang membangun. Dan membuat penonton berfikir, " Ini film yang keren, kata Jimmy Sormin, Sekretaris PGI.
Dengan film yang menyisakan tanya ini membuat kita refleksi untuk menghidupi ruang publik dalam keberagaman, ujarnya.
Editor : Hasiholan Siahaan