ISRAEL, iNewsTangsel - Menanggapi usulan AS dan kesepakatan dengan negara-negara sekutu, PM Benjamin Netanyahu secara terang-terangan menolak pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari skenario pasca agresi. Netanyahu menyatakan niat untuk terus melanjutkan serangan hingga Israel meraih "kemenangan yang menentukan atas Hamas."ujar Netanyahu seperti dikutip dari Al Jazeera.
Saat menolak tawaran Menlu Blinken, Netanyahu menyatakan ketidaksiapannya untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan pembentukan negara Palestina.
Satu-satunya permintaan AS yang disetujui Netanyahu adalah agar Israel tidak meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Hizbullah di Lebanon. Blinken menegaskan bahwa tidak ada solusi militer terhadap Hamas, dan ia menekankan perlunya pemimpin Israel mengakui hal ini untuk mencegah pengulangan sejarah dan kelanjutan kekerasan.
Blinken menyampaikan pernyataan ini setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara sekutu di kawasan, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Turki, Minggu (22/1/2024).
Hasil kesepakatan dengan negara-negara sekutu ini juga telah diinformasikan langsung oleh Blinken kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pertemuan dengan Netanyahu, Blinken menyatakan bahwa setiap mitra di kawasan yang telah dikunjunginya bersedia mendukung solusi jangka panjang untuk mengakhiri siklus kekerasan yang telah berlangsung lama dan menjamin keamanan Israel.
Blinken menyatakan bahwa negara-negara sekutu bersedia membantu rekonstruksi dan perpindahan pemerintahan Palestina di Gaza. Dalam upaya untuk "mengatasi" Netanyahu, Blinken dilaporkan telah melakukan pertemuan individu dengan anggota Kabinet Perang dan pejabat Israel, termasuk pemimpin oposisi dan mantan PM Yair Lapid.
Meskipun Presiden AS Joe Biden menekankan komitmennya terhadap solusi dua negara bagi Palestina, pemerintahan Netanyahu membuat pencapaian solusi ini semakin sulit.
Selama lebih dari tiga bulan sejak serangan Hamas yang dibalas dengan agresi Israel, Netanyahu dengan tegas menolak pembentukan negara Palestina di masa depan. Bahkan bulan lalu, ia menyatakan, "Saya bangga telah mencegah pembentukan negara Palestina." Selama periode tersebut, jumlah korban tewas akibat kebrutalan pasukan Zionis di Gaza telah mencapai lebih dari 24 ribu orang, dengan perempuan dan anak-anak menjadi korban paling banyak akibat genosida Israel.
Editor : Hasiholan Siahaan