JAKARTA, iNewsTangsel.id - "Jangan menyerah." adalah perkataan yang perlu didengar oleh setiap pelari maraton yang lelah, orang tua yang penat, dan hati yang berbeban berat. Diperlukan keberanian untuk memulai sebuah proyek, tapi sering kali, dibutuhkan keberanian lebih besar untuk bertahan saat kita terjebak di tengah-tengah, dan kita tidak yakin apakah kita akan berhasil menyelesaikannya.
Dalam Lukas 18, Yesus mengajarkan perumpamaan tentang janda yang gigih. Melalui kisah ini, Yesus mengajarkan kita bagaimana berdoa dengan tekun karena Dia tahu kita mudah merasa lelah dan patah semangat. Dia menunjukkan bahwa jika kita terus-menerus membawa kebutuhan dan kekhawatiran kita kepada Tuhan, hal itu tidaklah mengganggu dan menjengkelkan Tuhan, bahkan sebaliknya itu menandakan iman kita yang setia kepada-Nya.
Apakah Anda lelah berdoa untuk sesuatu? Dibebaskan dari suatu kesulitan? Keselamatan bagi orang yang Anda kasihi? Keadilan, kedamaian, atau pembebasan? Bayangkan Yesus sendiri berdiri di tepi lintasan lari yang panjang ini dan berbisik kepadamu: "Jangan menyerah untuk menyampaikannya kepada-Ku."
Ada beberapa doa yang Tuhan akan jawab dengan segera, dan yang lainnya butuh beberapa hari, minggu, bulan, tahun, atau sepanjang hidup. Walau permohonan ini sepertinya sudah dilupakan atau ditolak, tantangan Yesus kepada kita adalah ini:
Jika Dia datang kembali saat ini, apakah kita masih percaya akan kesetiaan-Nya?
Akankah Anda memberi Dia pujian, rasa syukur, kepercayaan, dan kebutuhanmu hari ini dan setiap hari yang akan datang? Dia setia dan adil dan tidak akan mengabaikan permintaanmu.
Editor : Hasiholan Siahaan