get app
inews
Aa Read Next : Presiden Jokowi Bertemu Elon Musk, Bahas Potensi Pengembangan Investasi di Indonesia

Viral Pendeta Gilbert Lumoindong Hina Umat Islam, JK: Islam itu Penuh dengan Pengampunan

Rabu, 17 April 2024 | 04:27 WIB
header img
Dalam Islam, ayatnya adalah 'lakum dinukum waliyadin', agamamu untukmu dan agamaku untukku. Kita saling menghargai tanpa saling mengkritik atau menghina satu sama lain, ujar JK. Foto dok Denise Chariesta

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pendeta Gilbert Lumoindong kembali membuat kontroversi selama libur Lebaran ini. Tokoh agama Protestan dengan banyak pengikut tersebut sering kali membuat onar melalui pernyataannya.

Gilbert Lumoindong merasa selalu benar dan semua orang lain salah, pandangan ini yang konsisten dia pegang.

Yang terbaru, lelucon Gilbert Lumoindong tentang zakat dan salat viral di media sosial.

Tentu saja ini menjadi sangat sensitif karena merujuk kepada pemeluk agama Islam.

Pernyataan yang disampaikan dalam bentuk lelucon ini, Gilbert Lumoindong sampaikan saat khotbah.

Pertama-tama, Gilbert Lumoindong menyindir zakat sebesar 2,5 persen dari harta untuk membersihkan harta.

"Sebelum sembahyang (salat) Islam, semuanya harus dibersihkan, saya bilang, itu hanya dua setengah persen. Saya membayar 10 persen, bukan berarti saya kotor, tetapi sudah dibersihkan oleh darah Yesus," katanya disambut tawa jemaat Protestan.

Bukan hanya itu, Gilbert Lumoindong juga menyindir salat yang dianggapnya lebih sulit dibandingkan ibadah dalam agamanya.

Menurut Gilbert, saat hendak beribadah umatnya hanya membersihkan diri sekali seminggu, tidak seperti agama Islam yang selalu membersihkan diri saat beribadah.

Gerakan ibadah dalam agamanya juga tidak membuat capek karena hanya berdiri, bernyanyi, dan bertepuk tangan.

"Lah kita membayar 10 persen, itulah sebabnya ibadah kita hanya berdiri, tepuk tangan santai, tidak seperti," ujarnya.

Sementara dalam Islam, ibadahnya disebut setengah mati.

Karena leluconnya yang sangat sensitif, pendeta dari Gereja Bethel Indonesia tersebut mendapat kecaman dari banyak pihak.

Untuk meredam dampak yang terjadi, Gilbert Lumoindong segera bertindak cepat dengan mengunjungi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 sekaligus Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK), untuk meminta maaf kepada umat Islam.

"Dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kehebohan yang terjadi," kata Pendeta Gilbert Lumoindong di kediaman JK, Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (15/4/2024) yang lalu.

Di hadapan JK, Gilbert Lumoindong tampak merendahkan diri sambil mencium tangan JK.

Gilbert Lumoindong menjelaskan bahwa pernyataannya tentang zakat dan salat sama sekali tidak dimaksudkan untuk merendahkan agama Islam.

Dia mengakui bahwa dia dibesarkan dalam lingkungan Muslim dan mempelajari agama Islam saat masih di sekolah dasar.

Oleh karena itu, Gilbert Lumoindong menegaskan bahwa tidak ada niatan sedikit pun dari dirinya untuk dengan sengaja menghina ajaran Islam.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa ceramah tersebut berkonteks sebagai ibadah internal alias tidak ditujukan untuk umum.

"Tetapi karena ada dua jemaat, ada jemaat gereja, ada jemaat online, jadi secara otomatis disiarkan di YouTube kami. Tetapi jelas tertulis sebagai ibadah Minggu. Jadi itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," ucap Pendeta Gilbert Lumoindong.

Sementara itu, JK mengatakan bahwa dia telah menegur Pendeta Gilbert Lumoindong untuk saling menghargai satu sama lain.

“Dalam Islam, ayatnya adalah 'lakum dinukum waliyadin', agamamu untukmu dan agamaku untukku. Kita saling menghargai tanpa saling mengkritik atau menghina satu sama lain,” ujarnya.

JK menjelaskan alasannya untuk menjembatani klarifikasi Pendeta Gilbert Lumoindong atas pernyataannya yang menimbulkan kritik dari berbagai pihak.

Dia juga mengingatkan beberapa kasus terkait persoalan agama di beberapa wilayah di Indonesia yang menyebabkan kerugian.

“Oleh karena itu, jangan sampai hal ini meluas sebelum kita menyelesaikannya, padamkan api, tadi sudah meminta maaf, Islam itu penuh dengan pengampunan, jadi tidak boleh seperti itu lagi,” ucap JK.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut