JAKARTA, iNewsTangsel.id - Semakin gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dalam 10 tahun terakhir telah memberikan dampak positif pada konektivitas berbagai daerah. Salah satunya biaya logistik di Indonesia merupakan komponen yang berpengaruh terhadap daya saing ekonomi nasional. Tren ini ditandai dengan adanya penurunan biaya logistik nasional setiap tahun di Indonesia.
Berdasarkan data terbaru yang diperoleh dari Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan bahwa biaya logistik nasional pada tahun 2023 tercatat sekitar 14,29% dari PDB. Pemerintah menargetkan menurunkan biaya ini menjadi 12% pada 2029 melalui peningkatan infrastruktur, terutama pelabuhan, serta penggunaan transportasi multimoda untuk meningkatkan efisiensi logistik, khususnya di kawasan timur Indonesia.
Salah satu cara yang terus gencar dilakukan adalah transformasi BUMN di bidang logistik. Dalam acara media briefing dengan tema 'Smart Supply Chain: Digitalisasi Sistem Logistik Indonesia' di Sarinah, Jakarta, Rabu (2/10/2024), Hariadi, Direktur Operasi dan Digital Services PT Pos Indonesia (Persero) menjelaskan, proses transformasi dan digitalisasi seluruh kantor pos telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu, dan terus mampu meningkatkan profit perusahaan. PT Pos Indonesia, yang bertransformasi menjadi Pos Indonesia Integrated National Distribution (PosIND), mencetak laba bersih, sekaligus rekor baru laba bersih tertinggi perusahaan, sebesar Rp728 miliar sepanjang 2023, meningkat 28 persen dibanding 2022 yang mencapai Rp650 miliar.
"Seluruh kantor kami sudah internet based, digital, sudah paperless, aplikasi sistem kami serba digital yang bisa dipantau secara real time," kata Hariadi.
PosIND memiliki 4.800 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan 100 ribu lebih agen kurir logistik. PosIND juga merupakan bagian dari Universal Postal Union yang beranggotakan lebih dari 100 negara.
Editor : Hasiholan Siahaan