Film Almarhum Hadirkan Pengalaman dan Tantangan Berkesan bagi Para Pemainnya

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Almarhum, sebuah film horor yang mengangkat mitos Jawa tentang Selasa Kliwon, menawarkan pengalaman mendalam bagi para pemainnya. Film ini mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada Kamis (9/1/2025).

Salah satu pemeran utama, Dimas Aditya, yang berperan sebagai Wisesa, mengungkapkan bahwa proses syuting film ini sangat menantang, baik secara teknis maupun emosional. "Banyak adegan yang menuntut saya menggali emosi kehilangan dan ketakutan. Selain itu, saya juga belajar lebih dalam tentang tradisi Jawa, khususnya mitos Selasa Kliwon, yang sebelumnya hanya saya kenal secara sepintas," ujar Dimas. "Ini adalah pengalaman yang menantang namun sangat memperkaya saya sebagai aktor," tambahnya.

Ratu Sofya, yang memerankan Nuri, juga mengaku menghadapi tantangan besar selama syuting, termasuk adegan ekstrem di mana ia harus dikubur selama berjam-jam. "Salah satu adegan paling menantang adalah ketika saya harus dikubur selama 6 jam. Kondisinya sangat mencekam—tubuh menggigil, napas terasa sesak, dan pengalaman ini benar-benar tak terlupakan bahkan setelah syuting selesai," ungkap Ratu. Menurutnya, semua usaha tersebut dilakukan demi menghadirkan pengalaman horor yang nyata bagi penonton.

Makna di Balik Film Almarhum
Produser Almarhum, Oswin Bonifanz, menjelaskan bahwa film ini tidak hanya menawarkan elemen horor, tetapi juga pesan reflektif tentang kehidupan modern. “Di era modern, banyak orang sibuk mengejar pencapaian duniawi, baik keprofesian maupun akademik, hingga lupa mempersiapkan bekal spiritual untuk kehidupan abadi mereka. Film ini mengajak penonton merenungkan keseimbangan antara pencapaian duniawi dan spiritual,” tutur Oswin.

Cerita dan Pesan Film

Almarhum mengisahkan kepercayaan masyarakat Jawa bahwa Selasa Kliwon adalah hari sial, terutama bagi keluarga yang kehilangan anggota di hari tersebut. Arwah mereka diyakini sulit mencapai alam baka, bahkan bisa ‘mengajak’ anggota keluarga lainnya menjadi tumbal.

Editor : Hasiholan Siahaan