Mengais Rezeki di Pasar Serpong: Begini Kisah Laila, Pemulung yang Pantang Menyerah
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/10/d0834_pemulung.jpg)
SERPONG, iNewsTangsel.id - Di tengah keramaian Pasar Serpong, seorang wanita paruh baya bernama Laila menjalani kehidupan penuh tantangan sebagai pemulung. Meskipun usianya sudah mencapai 60 tahun, ia tetap setia mencari barang bekas di pasar demi menghidupi keluarganya yang sederhana.
Setiap pagi, Laila berkeliling pasar untuk mengumpulkan barang-barang daur ulang seperti botol, kardus, dan plastik. Penghasilannya yang tak menentu, antara 5.000 hingga 10.000 rupiah per hari, bergantung pada banyaknya sampah yang berhasil ia kumpulkan.
Sebelum menjadi pemulung, Laila sempat berjualan roti, namun usaha tersebut tidak berhasil. "Saya bosan di rumah dan tidak ada pemasukan, jadi saya memilih untuk memulung," ungkap Laila kepada iNewsTangsel.id, baru-baru ini.
Laila tidak hanya menghadapi kesulitan ekonomi, tetapi juga tekanan dari preman pasar yang sering meminta uang dari hasil jerih payahnya.
"Mereka datang meminta tanpa rasa kasihan, padahal saya sudah capek-capek mengumpulkan sampah," keluhnya.
Meski begitu, Laila merasa nyaman bekerja di Pasar Serpong, tempat yang sudah ia anggap sebagai rumah keduanya. "Saya tidak tahu mengapa, tetapi saya lebih suka di sini," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Laila berharap suatu saat nanti preman-preman tersebut berhenti mengganggu para pemulung. Ia juga berharap pendapatannya bisa meningkat, meskipun ia tetap bersyukur atas apa yang ia dapatkan setiap hari.
Editor : Aris