Jelang Kongres Gekraf,Faizal Hermiansyah Serukan Industri Kreatif Jadi Alat Diplomasi Budaya

JAKARTA,iNewsTangsel.id- Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) menekankan pentingnya diplomasi ekonomi kreatif sebagai sarana dalam rangka memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke kancah global. Hal itu menjadi buah pikiran dalam program Creative Talks Road to Kongres Gekrafs 2025 di Jakarta Selatan, Senin (23/6/2025).
Faizal Hermiansyah, selaku Tenaga Ahli DPR RI melihat potensi ekonomi kreatif ini dan ikut mendorong anggota dewan untuk segera menyusun draf undang-undang khusus mengenai diplomasi ekonomi kreatif.
"Yang saat ini terjadi di ranah diplomasi kan rata-rata di Flora dan Fauna, ada ikan koi, ada bunga anggrek dari Singapura dan sebagainya, padahal ada potensi 17 sub sektor ekonomi kreatif yang harus kita gerakkan," ujar Faizal dalam acara Creative Talks Road to Kongres Gekrafs di Jakarta, belum lama ini.
Dia menyoroti potensi besar pertukaran budaya melalui seni seperti wayang atau musik, yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam diplomasi. Disisi lain, Indonesia memiliki aset budaya yang tak terhingga. Musik, misalnya, dengan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" yang dikenal luas, serta pariwisata Bali yang telah mendunia. Diplomasi sektor ekonomi kreatif dinilai sangat penting. Hal ini sebagai bagian dari strategi kebudayaan Indonesia di kancah global.
Faizal Hermiansyah mengaku sepakat dengan pernyataan Ifan Seventeen yang kini menjabat sebagai direktur PFN, bahwa film bisa mempresentasikan wajah Indonesia yang beragam sambil tetap menjaga kualitas sinematiknya. Ifan Seventeen sendiri dalam sambutannya menyebut budaya bisa jadi alat soft diplomacy yang paling efektif.
Faizal Hermiansyah menambahkan, lebih dari itu, budaya termasuk karya seni di dalamnya bisa menyelamatkan negara. Salah satu contoh kekinian terjadi di Puerto Rico.Pada tahun 2017, negara ini terancam bangkrut namun musik berhasil membalik keadaan.
“Ada Negara hampir bangkrut, tapi karena ada satu industri kreatif namanya musik yang mengakibatkan dia bisa keluar dari kebangkrutan lewat ‘Despacito.’Lagu itu pada akhirnya membuat Puerto Rico kembali menjadi negara yang punya daya juang dan daya wisata tinggi,”jelasnya.
Sementara itu, dalam rangkaian Creative Talks Road to Kongres Gekrafs 2025 selain kehadiran Faizal Hermiansyah juga dihadiri Direktur Utama PFN sekaligus Ketua Badan Komunikasi dan Informasi (Bakominfo) DPP Gekrafs, Riefian Fajarsyah. Lalu ada pula, Tenaga Ahli KSP Cheryl Tanzil dan Sayed Muhammad dari USS Networks.
Dia pun menekankan, Indonesia telah punya aset kreatif. Salah satunya musik yang kerap di campagne di seluruh negeri, seperti lagu nasional Indonesia Raya.
Tak hanya itu. Dari sektor pariwisata, Bali juga banyak dikenal wisatawan mancanegara. Kemudian, ada industri kreatif lainnya seperti Jember Fashion Week dan Reog Ponorogo yang lama menjadi daya tarik wisatawan singgah ke Indonesia.
Untuk itu, Faizal mendorong pemerintah harus fokus pada potensi industri kreatif. Sebab, dapat menyumbang pendapatan negara hingga 7 persen. Serta memilih tren dunia seperti yang digabungkan dengan kebudayaan Indonesia.
"Dipecahnya Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pariwisata dapat menjadi jalan bagi industri kreatif lebih maju karena keputusannya dapat langsung disampaikan ke Presiden Prabowo Subianto," jelasnya.
Dia pun juga menyebut, kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) jangan dijadikan sebuah tantangan yang menghambat diplomasi ekonomi kreatif dari para kreator atau seniman. Terutama industri film.
“Padahal, seniman atau animator-animator merasa terkunci, ya. Justru dengan adanya teknologi AI, akan menjadikan para pelaku seniman dan pelaku ekonomi kreatif ini jadi lebih mudah menemukan ide untuk menemukan daya kreatif mereka yang didasarkan dari teknologi itu,” paparnya.
Faizal juga berharap Indonesia tak hanya menjadikan pasar di industri kreatif. Tapi, negara yang memproduksi talenta kreatif sebagai alat diplomasi budaya. Seiring hal itu, Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) segera menggelar Rembuk Kreatif Nasional (Reknas) pada 18-20 Juli 2025 di GBK Baseball Field, Senayan, Jakarta.
Reknas merupakan forum nasional pelaku kreatif untuk merumuskan arah bersama. Reknas memiliki dua agenda besar. Di antaranya, Kongres 1 Gekrafs dan SVARAFEST, sebuah festival musik, bazaar UMKM, aktivasi komunitas yang terbuka untuk umum.
Diketahui, ini merupakan kali pertama Kongres 1 Gekrafs di Jakarta. Dengan agenda terdiri dari Stadium General, persidangan pemilihan ketua umum periode yang baru, penyusunan AD/ART, dan sebagainya. Harapannya, kongres itu sebagai batu loncatan menggerakkan industri kreatif dari sisi diplomasi budaya.
“Inshaa Allah, ke depannya, Kongres pertama Gekrafs itu, akan menjadi batu loncatan selanjutnya untuk dapat terus menggerakkan ekonomi kreatif. Terutama dalam segi diplomasi budaya”tutupnya.
Editor : Hasiholan Siahaan