Viral Bule Polandia Ancam Anak-Anak Pakai Batu, Sempat Disangka Gangguan Jiwa

MAROS, iNewsTangsel.id - Viral di medsos video berisi tentang seorang bule asal Polandia mengancam anak-anak di Maros, Sulawesi Selatan.
Dalam video viral tampak bule Polandia itu marah, mengayunkan batu serta tongkat ke arah sejumlah anak yang berada di sekitarnya.
Bule tersebut diketahui bernama Piotr Marcin Lubawy (42)yang datang ke Maros sebagai wisatawan.
Dia berjalan kaki dari kawasan Karst Rammang-Rammang menuju situs purbakala Leang-Leang seorang diri dengan membawa ransel besar.
Dalam perjalanannya, ia sempat berbincang dengan beberapa anak, namun terjadi insiden kecil yang memicu kemarahannya.
"Dia memang datang berwisata, sebelumnya dari Karst Rammang-Rammang jalan kaki ke Leang-Leang. Di perjalanan ia berbincang-bincang dengan anak-anak. Tapi, anak-anak ini sempat bilang 'you are crazy (kamu gila)', ini membuat Marcin marah," kata Kapolsek Bantimurung AKP Siswandi kepada wartawan.
Merasa tersinggung dan diikuti terus-menerus, Marcin akhirnya mengancam akan melempar batu. Aksinya itu direkam dan tersebar luas di media sosial, menimbulkan reaksi publik yang beragam.
Marcin kemudian diamankan ke Polsek Bantimurung untuk menenangkan situasi dan menjaga keselamatannya.
"Dia tidak gila, cuma miskomunikasi saja hingga menimbulkan ketersinggungan," ujar Siswandi, menanggapi narasi di media sosial yang menyebut turis itu mengalami gangguan jiwa.
Marcin disebut berprofesi sebagai perawat terapi, dan memiliki dokumen perjalanan lengkap. Kepolisian kemudian berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Makassar untuk memeriksa legalitasnya.
"Visa perjalanan dan dokumen-dokumennya sah dan masih berlaku. Saat ini masih diperiksa untuk mengetahui motif dan kronologi kejadiannya," jelas Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Makassar, Abdi Widodo Subagyo.
Dari keterangannya, Marcin datang ke Maros karena tertarik mempelajari budaya dan sejarah situs prasejarah di wilayah itu. Ia mengaku emosinya terpancing karena terus-menerus disebut "gila" oleh anak-anak dan merasa terancam.
Editor : Hasiholan Siahaan