Tangerang Lawan Plastik, Bahaya BPA Mengintai Warga
TANGERANG, iNewsTangsel.id - Di tengah kesibukan perkotaan, plastik sekali pakai masih jadi masalah yang sulit dihindari, dari kantong belanja, wadah makanan, galon air hingga botol minuman. Sehingga sampah plastik menumpuk dan butuh ratusan tahun untuk terurai.
Di Kota Tangerang, upaya untuk melawan kebiasaan ini terus digalakkan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang mendorong warga membawa tas belanja, tumbler, dan kotak makan sendiri. Sehingga mengurangi jumlah plastik sekali pakai yang berakhir di tempat pembuangan.
“Kantong plastik sekali pakai menjadi sampah yang paling sering ditemui. Kalau semua orang terbiasa membawa tas belanja sendiri, jumlah sampah plastik bisa ditekan,” kata Kepala DLH Kota Tangerang, Wawan Fauzi, Selasa (16/5/2025).
Menanggapi hal itu, Profesor Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia menegaskan, di balik upaya tersebut, muncul persoalan lain yang tak kalah mengkhawatirkan, bahaya Bisphenol A (BPA) dalam galon air minum guna ulang. Zat kimia yang digunakan dalam plastik polikarbonat ini berpotensi merembes ke air dan masuk ke tubuh manusia.
“Pelepasan BPA bisa terjadi selama distribusi dan pemakaian berulang. BPA berisiko mengganggu hormon, memicu gangguan reproduksi, masalah perkembangan otak anak, hingga meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung,” ujarnya.
Menurutnya, temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memperkuat kekhawatiran tersebut. Sejumlah galon guna ulang ternyata mengandung BPA di atas ambang batas aman, memicu kewajiban label peringatan pada kemasan.
“Pelabelan harus disertai edukasi publik agar masyarakat memahami bahaya BPA, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil,” tambah Prof. Chalid.
Secara terpisah, salah satu warga Kota Tangerang, Asriwati (46) mengaku dilema. Di satu sisi, tumbler dan wadah makan ramah lingkungan dianggap solusi mengurangi plastik sekali pakai. Di sisi lain, pilihan air minum dalam kemasan galon guna ulang masih menyisakan risiko kesehatan jangka panjang.
“Banyak warga yang masih kurang peduli dengan masalah plastik. Terlihat, masih banyak warga yang lupa membawa tas belanja, seperti saya. Bahkan, di rumah saya masih memakai galon air isi ulang untuk minum sehari-hari. Karena setiap pilihan kecil pasti ada konsekuensi besarnya, baik bagi lingkungan maupun kesehatan," imbuhnya.
Editor : Elva Setyaningrum