Macet Horor Pamulang 2 dan Permata Pamulang Menuju Viktor, Begini Solusi Dosen Universitas Terbuka

PAMULANG, iNewTangsel.id- Kemacetan parah sering terjadi di wilayah Pamulang 2 dan Permata Pamulang hingga ke perempatan Viktor di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Menurut Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Terbuka (UT) Pamulang, Agus Susanto, permasalahan kemacetan di Tangsel sebenarnya bersumber dari sistem transportasi publik yang tidak berjalan optimal.
Kawasan Pamulang 2 macet. Foto: Dok
"Permasalahan di Tangsel transportasi publik tidak jalan," ujar Agus.
Menurutnya, kondisi ini diperparah dengan pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat setiap tahun. Sementara infrastruktur jalan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Akibatnya, ruas jalan di Pamulang dan sekitarnya sering kali mengalami kepadatan luar biasa, terutama pada jam-jam sibuk.
Salah satu solusi yang ditawarkan Agus adalah penerapan sistem ganjil genap untuk mengurangi volume kendaraan di ruas jalan yang rawan macet.
Dia meyakini sistem ini bisa menjadi solusi efektif untuk mengurai kemacetan yang sudah menjadi masalah kronis di wilayah tersebut. "Ganjil genap bisa mengurangi volume kendaraan," jelas Agus.
Namun, Agus menekankan bahwa sistem ini tidak bisa berdiri sendiri. Penerapan ganjil genap harus diimbangi dengan penyediaan transportasi publik yang memadai sebagai alternatif bagi masyarakat.
”Harus diimbangi dengan transportasi publik yang memadai," terang Agus.
Dia membandingkan efektivitas sistem ganjil genap dengan sistem satu arah yang selama ini sudah diterapkan di beberapa ruas jalan di Kota Tangsel. Menurutnya, untuk jangka panjang, sistem ganjil genap lebih efektif karena mampu mengurangi jumlah kendaraan secara keseluruhan.
"Kalau satu jalur jumlah kendaraan tetap tapi kalau ganjil genap bisa mengurangi jumlah kendaraan sehingga mengurangi kemacetan," tambah Agus.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Perhubungan Nasional 2025, Agus menyampaikan pesan khusus kepada pemerintah pusat dan daerah. Dia menekankan perlunya solusi yang tepat dan terintegrasi untuk mengatasi masalah kemacetan dan transportasi publik.
"Masalah kemacetan dan transportasi publik perlu solusi yang tepat yang terintegrasi," ujarnya.
Agus berharap pemerintah dapat melihat masalah transportasi secara holistik, tidak hanya sekadar memberlakukan aturan tertentu tanpa menyediakan alternatif transportasi yang layak bagi masyarakat.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan mengakui, untuk mengatasi kemacetan, ruas Jalan Puspitek diperlukan rekayasa lalu lintas. Pihaknya sudah melakukan beberapa upaya, termasuk penertiban terhadap truk tonase berat angkutan barang yang sering kali menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Pilar mengaku angka kemacetan serta kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun sudah mulai berkurang. “Penindakan tilang yang dilakukan petugas cukup efektif dalam menertibkan pengguna jalan, meski membutuhkan anggaran besar," ujar Pilar.
Dia menegaskan bahwa untuk kepentingan masyarakat di jalan raya, anggaran yang dikeluarkan untuk penertiban lalu lintas adalah hal yang penting dan harus menjadi prioritas bagi Dinas Perhubungan (Dishub).*
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta