Umbara Brothers Film Kembali Suguhkan Film Berlatar Kisah Bullying Berjudul OZORA
JAKARTA, iNewsTangsel.id-Rumah produksi Umbara Brothers Film kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan proyek film terbaru berjudul Ozora yang mengangkat salah satu kasus kriminal paling mencuat dalam beberapa tahun terakhir yakni penganiayaan brutal yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora.
Film ini sekaligus memperkuat posisi Umbara Brothers Film sebagai rumah produksi yang konsisten menyuarakan kritik sosial lewat medium sinema setelah sebelumnya sukses dengan film Vina Sebelum 7 Hari ditonton lebih 5,8 juta penonton yang menjadi film terlaris kedua di tahun 2024.
Film OZORA, karya terbaru dari sutradara Anggy dan Bounty Umbara, menghadirkan kisah nyata yang begitu menggugah tentang perjuangan Jonathan dalam menyelamatkan dan memperjuangkan keadilan bagi anaknya, David Ozora (16), korban penganiayaan brutal oleh anak pejabat tinggi negara di Jakarta Selatan. Jonathan berjuang melawan sistem hukum yang timpang, sementara masyarakat lintas agama bersatu dalam doa memohon kesembuhan David.
Lebih dari sekadar kisah perjuangan, OZORA merupakan sebuah refleksi sosial tentang kekuasaan, elitisme, dan keberanian orang kecil dalam menghadapi ketidakadilan. Film ini menyoroti bahwa “people power exists” ini kekuatan masyarakat dapat menjadi cahaya di tengah gelapnya sistem yang tak berpihak".
“Film ini lahir dari keresahan pribadi atas fenomena anak-anak yang merasa diri mereka lebih Superior terhadap yang lainnya. Sebuah cermin untuk mengingatkan kita bahwa Bullying dan Power Abuse tidak boleh terulang kembali di negeri ini” Jelas Anggy Umbara dalam perilisan poster dan trailler film OZORA di XXI Kemang Village, Kemang, Rabu (22/10/2025) sore.
Dia menegaskan bahwa tujuan menggarap film ini adalah untuk membuka ruang diskusi mengenai kekerasan, privilage dan ketimpangan sosial yang sering kali tidak disadari masyarakat.
"Kita tak sedang menghakimi siapa-siapa dalam film ini, tapi lebih ingin membuka ruang dialog: bagaimana bisa kasus semacam ini terjadi, dan apa peran masyarakat dalam mencegahnya?” ungkap Anggy Umbara.
Aktor Chicco Jerikho memerankan Jonathan Latumahina dengan apik dan begitu emosional dan empati. Suami Putri Marino ini tampil mencuri perhatian dengan peran intens dan fisik bertato, mencerminkan karakter penuh konflik. Sebagai seorang ayah, dia bisa merasakan sakitnya kehilangan harapan tapi tetap harus kuat demi anak.
“Peran ini sangat personal buat gue dan ketika bawain emosi harus karena saat itu bung Jo (Jonathan) dihinggapi perasaan kecewa,sedih tapi harus keliatan tegar dan pasrah dengan keadaan bagaimana cara bawain pas gak berlebihan,” kata Chicco Jerikho yang begitu mencuri perhatian ketika memerankan Jonathan.
Jonathan Latumahina selaku produser film sekaligus ayah kandung David Ozora mengungkapkan bahwa hal utama maupun value dalam film ini ingin memberikan pesan dan mengingatkan kepada dia (David) bahwa saat kejadian itu terjadi dia didoakan orang se-Indonesia biar tau dan David gak merasa karena sekarang di posisi social butterfly sebuah kondisi dimana seorang membutuhkan pengakuan tiap saat dan anggap dirinya center of universe.
“Kondisi social butterfly yang dialami David (Ozora) ini cukup berat buat gue dan kebetulan kalo buat gue film ini jadi coping mechanism. Meski awalnya berpikir takut riya tapi ada hal yang dibantu Anggy dan Bounty, mereka meyakinkan bahwa ada bagian dari kisah yang harus disampaikan kepada publik,”ungkap Jonathan.
Tak hanya Chicco Jerikho, aktor dan artis lainnya yang terlibat yaitu Muzakki Ramdhan yang berperan sebagai David Ozora, Erdin Werdrayana, Tika Bravani, Donny Damara, Annisa Kaila serta Mathias Muchus.
Film ini bukan hanya mengangkat kisah nyata kekerasan dan hukum, tapi tentang cinta, doa, dan keikhlasan seorang ayah. Fokus ceritanya akan menelusuri sisi kekejaman, manipulasi, hingga dampak viral dari aksi kekerasan yang menghebohkan tersebut.
Melalui OZORA, penonton diajak merenung bahwa kekuatan sejati lahir dari hati yang tidak menyerah dan bahwa keadilan untuk satu orang bisa berarti harapan untuk banyak orang Rencananya, film ini akan tayang mulai 4 Desember 2025.
Editor : Hasiholan Siahaan