Cegah Ancaman Siber, Kolaborasi Perkuat Ketahanan Data dan Ekonomi Digital
JAKARTA, iNewsTangsel.id - Di era digital saat ini, upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional kini semakin bergantung pada kesiapan keamanan data. Karena dari laporan tahun 2024, terjadi peningkatan signifikan pada ancaman keamanan siber di Indonesia. Tercatat, kerugian ekonomi akibat insiden siber di Indonesia mencapai US$34,2 miliar, setara 3,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
“Gangguan ini juga menghambat kinerja operasional di berbagai sektor publik maupun swasta. Sehingga mendorong pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ketahanan data sebagai fondasi ekonomi digital yang aman dan berkelanjutan,” kata Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di acara National Cybersecurity Connect (NCSC) 2025 di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, sektor digital kini menjadi subsektor ekonomi kreatif nasional dengan nilai investasi mencapai Rp15,49 triliun pada 2025. Karena itu, keamanan siber dianggap sebagai prasyarat utama bagi pertumbuhan sektor ini.
“Keamanan data menjadi prasyarat utama agar pertumbuhan ekonomi digital dapat berkelanjutan. Kita tidak bisa membangun ekonomi kreatif tanpa fondasi keamanan siber yang kuat,” ujarnya.
Dia mengaku, saat ini pihaknya tengah menyiapkan pembaruan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, seperti AI, blockchain, Internet of Things dan keamanan siber. Langkah ini diharapkan memperkuat dasar regulasi dan kebijakan strategis dalam pengembangan ekonomi digital nasional.
“Untuk memperkuat sistem keamanan siber Indonesia, kami siap berkolaborasi agar dukungan terhadap ekosistem digital nasional semakin optimal. Karena keamanan data bukan hanya urusan teknis, tetapi bagian dari kedaulatan ekonomi bangsa,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, menilai ruang digital kini menjadi pusat pertarungan baru untuk menentukan kedaulatan nasional.
“Saat ini pertarungan bukan hanya soal energi atau sumber daya fisik, tetapi juga tentang data. Karena itu kami menggerakkan Badan Siber Ansor untuk menjaga keamanan dan integritas data nasional,” ungkap dia.
Dia menegaskan, pihaknya melalui BUMA Quantum Secure dan Badan Siber Ansor kini aktif membangun jejaring anak muda di seluruh Indonesia untuk memperkuat kesadaran keamanan digital serta ketahanan data.
“Untuk itu, kami terus melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun kesadaran bersama dalam menjaga ruang digital dan siber. Salah satunya, kami terlibat dalam penyelenggaraan ini,” tegas Addin.
Editor : Elva Setyaningrum