Tenaga Kerja Asing di Kabupaten Tangerang, Didominasi dari China
TANGERANG, iNewsTangsel.id - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mencatat, sebanyak 1.192 warga negara asing (WNA) yang bekerja di sejumlah perusahaan di wilayah tersebut sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Mayoritas berasal dari China, lainnya dari negara-negara Asia Timur dan Eropa.
“Para tenaga kerja asing (TKA) itu tersebar di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, konstruksi, hingga pendidikan internasional,” kata Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kabupaten Tangerang, Iis Kurniati, Sabtu (1/11/2025).
Menurutnya, sebagian besar tenaga kerja asing tersebut bekerja dengan status kontrak jangka waktu tertentu, biasanya berdurasi satu tahun. Setelah masa kontrak berakhir, pada TKA akan kembali ke negara asal.
“Mereka bekerja sesuai kebutuhan proyek atau keahlian tertentu. Umumnya sistem kontrak satu tahun, dan bisa diperpanjang jika memang masih dibutuhkan,” ungkapnya.
Dia menegaskan, pihaknya hanya berperan dalam pembinaan dan pendataan tenaga kerja asing di wilayahnya. Adapun pengawasan dan izin resmi TKA berada di bawah kewenangan Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Imigrasi.
“Kami tidak mengatur perizinan. Kami hanya melakukan pembinaan dan koordinasi agar tenaga kerja asing yang bekerja di sini sesuai dengan aturan,” imbuhnya.
Dia menambahkan, wilayahnya menjadi salah satu daerah industri terbesar di Provinsi Banten, dengan kawasan industri seperti Cikupa, Balaraja, Pasar Kemis, dan Tigaraksa yang menampung ribuan perusahaan dalam berbagai sektor.
“Kehadiran tenaga kerja asing di wilayah ini umumnya terkait dengan transfer teknologi, supervisi proyek, dan pengembangan keahlian di sektor industri manufaktur,” ucapnya.
Namun demikian, lanjut dia, Pemda mendorong agar keberadaan tenaga kerja asing diimbangi dengan pengembangan tenaga kerja lokal melalui pelatihan dan alih keterampilan.
“Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di kawasan industri,” tutupnya.
Editor : Elva Setyaningrum