get app
inews
Aa Text
Read Next : DPR Dorong Peningkatan Status Bulog Setara Kementerian Demi Ketahanan Pangan Nasional

Islamic Relief Indonesia Gelar Dialog Talanoa Bahas Dampak Krisis Iklim

Minggu, 09 November 2025 | 14:45 WIB
header img
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahkan menyebut dunia telah memasuki era “global boiling” atau pemanasan melampaui batas toleransi ekosistem. Foto Elva

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Dampak krisis iklim dirasakan semakin menguat seiring meningkatnya intensitas cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, kebakaran hutan hingga abrasi pantai. Sejumlah wilayah pesisir dan sentra ekonomi rakyat mulai menunjukkan kondisi memprihatinkan akibat perubahan iklim yang terus bereskalasi.

Daerah Muara Gembong di Kabupaten Bekasi, misalnya, yang dahulu dikenal sebagai kawasan pesisir subur, kini tergerus abrasi hingga beberapa desa terancam tenggelam. Sementara di Semarang, Jawa Tengah, banjir rob yang terjadi berulang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi pelaku usaha lokal.

Fenomena serupa juga terjadi di berbagai belahan dunia. Gelombang panas ekstrem (heat wave) dilaporkan melanda Asia, Eropa, dan Amerika dengan jumlah korban jiwa yang meningkat setiap tahun. Di Italia, sekitar 19 ribu orang meninggal akibat suhu ekstrem pada pertengahan musim panas 2024. Secara global, lebih dari 500 ribu orang tercatat meninggal setiap tahun akibat dampak gelombang panas ini. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahkan menyebut dunia telah memasuki era “global boiling” atau pemanasan melampaui batas toleransi ekosistem.

Dalam konteks penanganan perubahan iklim, sejumlah kebijakan mitigasi dinilai belum sepenuhnya berkeadilan. Banyak upaya pengurangan emisi dan penyesuaian standar ramah lingkungan justru berpotensi menambah beban biaya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang daya tahannya terbatas.

Terkait perubahan iklim tersebut, Islamic Relief Indonesia bekerja sama dengan UNOCHA menyelenggarakan Dialog Talanoa membahas dampak peningkatan krisis iklim dan transisi menuju ekonomi hijau terhadap kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

CEO Islamic Relief Indonesia Nanang Subana Dirja menyampaikan bahwa perubahan iklim sudah berdampak langsung pada kehidupan masyarakat di berbagai wilayah. Ia menekankan pentingnya transisi energi yang tidak merugikan kelompok rentan. “Perubahan iklim tidak lagi bersifat prediksi, tetapi sudah kita rasakan hari ini. Namun upaya mitigasi jangan sampai menambah beban bagi UMKM dan masyarakat kecil,” ujar Nanang, Minggu (9/11/2025).

Dalam sesi dialog, Usnawati, pelaku usaha jamur dari Lombok Barat, menceritakan bahwa usahanya mengalami penurunan produksi karena bahan baku utama berupa serbuk gergaji semakin sulit diperoleh setelah sebagian pasokan dialihkan untuk biomassa pembangkit listrik. “Dulu serbuk gergaji tersedia gratis. Sekarang kami harus berebut dan membeli dengan harga tinggi. Produksi yang dulu bisa setiap hari, kini hanya bisa satu kali dalam sebulan,” kata Usnawati.

Perwakilan International Labour Organization (ILO), Dina Novita Sari, menyatakan bahwa transisi menuju ekonomi hijau harus disertai perlindungan sosial yang memadai bagi kelompok terdampak. “Transisi hijau tidak hanya soal teknologi dan energi. Ada jutaan pekerja dan pelaku usaha kecil yang terdampak. Karena itu harus ada just transition, termasuk pelatihan keterampilan dan dukungan ekonomi,” jelas Dina.

Dialog Talanoa juga menghadirkan perwakilan Bappenas, Pemerintah Provinsi NTB, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil yang menyampaikan perlunya kolaborasi lintas sektor dalam pembangunan rendah karbon.

Islamic Relief Indonesia menyatakan akan menindaklanjuti hasil dialog ini melalui program pertanian terintegrasi berbasis ekonomi sirkular di NTB dalam waktu dekat untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat. “Kami ingin memastikan solusi berjalan di tingkat tapak. Transisi harus berkeadilan dan tidak meninggalkan siapa pun,” kata Nanang menutup sesi dialog.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut