Hidupkan Permainan Tradisional, Jembatan Pelestarian Budaya dan Pembentukan Karakter di Era Digital
JAKARTA, iNewsTangsel - Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) menyelenggarakan Teras Main Indonesia di Selasar Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Festival ini menjadi ruang perjumpaan penting untuk menengok kembali warisan permainan tradisional di tengah derasnya arus digital.
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Ketua Dewan Pengarah KPOTI, Dr. Rima Agristina, menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, termasuk dalam tradisi bermain. “Berdasarkan penelitian KPOTI, ada dari 2.600 permainan dan olahraga tradisional di Indonesia, terbanyak di dunia,” ujar Rima, dalam keterangannya, Sabtu (15/1/2025).
Rima menambahkan bahwa banyaknya permainan tradisional tersebut merupakan potensi besar untuk menyampaikan nilai-nilai luhur ke tingkat nasional dan internasional. “Di dalam setiap permainan dan olahragat tradisional tersebut ada nilai-nilai Pancasila," tegasnya, menekankan pentingnya pelestarian untuk pembentukan karakter anak bangsa.
Ketua Pelaksana Teras Main Indonesia, Dr. M. Zaini Alif, menjelaskan bahwa banyak permainan tradisional kini mulai langka akibat digitalisasi dan perubahan gaya hidup. “Hilangnya tradisi bermain ini tidak hanya mengancam keberlanjutan budaya, tetapi juga mengikis nilai-nilai luhur yang selama ini menjadi jati diri bangsa,” ujarnya.
KPOTI memandang fenomena ini sebagai alarm serius yang perlu ditangani, sebab pembangunan bangsa berakar pada karakter manusia yang tumbuh sejak masa kanak-kanak. “Cara kita bermain, berinteraksi, dan mewariskan nilai menjadi fondasi penting bagi masa depan Indonesia,” kata Zaini.
Zaini menjelaskan bahwa permainan tradisional merupakan kekayaan budaya yang membentuk rasa kebersamaan sejak dini. “Nilai seperti gotong royong, sportivitas, kebhinekaan, kreativitas, hingga rasa memiliki sebagai satu bangsa tumbuh dari kebiasaan bermain yang diwariskan turun-temurun,” bebernya.
Festival ini menghadirkan ragam permainan dari 33 provinsi, mengajak anak-anak dan keluarga mencoba langsung ritme interaksi yang lahir dari kerja sama dan ketangkasan. Selain arena permainan, KPOTI juga mendorong agar permainan tradisional kembali masuk ke ruang-ruang pendidikan melalui penyusunan modul pembelajaran dan pelatihan fasilitator.
Teras Main Indonesia 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan permainan rakyat sebagai sarana pendidikan karakter yang relevan dengan tantangan zaman.
Editor : Aris