get app
inews
Aa Text
Read Next : Let’s Invest Girls Keliling Indonesia,Targetkan 500 Remaja Puteri Dapatkan Manfaat Literasi Keuangan

Inklusi Keuangan Digital Masih Jadi Tantangan, Industri Fintech Masuk Fase Kematangan

Rabu, 19 November 2025 | 18:28 WIB
header img
Peluncuran Annual Members Survey (AMS) 2024–2025 di Jakarta. Foto Elva

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Industri financial technology (fintech) Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan sepanjang 2024–2025, meski masih dibayangi sejumlah tantangan struktural, terutama terkait inklusi dan literasi keuangan digital. Temuan ini disampaikan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) melalui Annual Members Survey (AMS) 2024–2025 yang dirilis pada Rabu (19/11/2025). 

Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir menjelaskan, dari laporan tersebut mencatat, penggunaan layanan fintech masih terpusat di Jabodetabek, dengan porsi mencapai 73,77 persen. Sedangkan, wilayah non metropolitan masih menghadapi keterbatasan akses, terutama masyarakat berpendapatan rendah. 

“Kondisi ini menegaskan perlunya perluasan distribusi layanan digital agar manfaat ekonomi dapat dirasakan lebih merata,” katanya di Jakarta.

Menurut dia, di tengah meningkatnya adopsi transaksi digital, isu keamanan siber tetap menjadi perhatian. Pihaknya pun mencatat, phishing menjadi serangan siber paling umum, dialami oleh 27,12 persen perusahaan pada 2025, meski turun dibanding tahun sebelumnya. 

“Ancaman terbesar justru berasal dari aktor eksternal, termasuk konsumen, sindikat penipuan, hingga pihak ketiga. Sebanyak 82,98 persen responden menyebut external fraud sebagai risiko dominan,” terang dia. 

Dia mengungkapkan, tantangan lain yang masih mencolok adalah rendahnya literasi keuangan digital. Sebanyak 59,02 persen perusahaan menilai edukasi pengguna masih menjadi hambatan utama dalam mendorong inklusi. 

“Meski demikian, 43,44 persen pelaku industri telah menjadikan literasi sebagai prioritas program perlindungan konsumen,” imbuhnya. 

Di sisi internal industri, lanjut dia, laporan ini juga mencatat kesenjangan keahlian, terutama pada bidang artificial intelligence (AI) dan big data. Sebanyak 65,57 persen perusahaan fintech mengaku kekurangan talenta dalam dua bidang tersebut. 

“Representasi perempuan di posisi strategis juga masih terbatas, dengan 75 persen perusahaan belum memiliki CEO perempuan,” imbuh Pandu. 

Pandu menilai, berbagai temuan tersebut sebagai peta jalan penting untuk memperkuat ekosistem digital nasional. Karena industri fintech telah memasuki fase kematangan yang ditandai dengan pergeseran fokus pada tata kelola, efisiensi, dan dampak riil bagi masyarakat.

“Sehingga perubahan strategi bisnis terlihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang tidak lagi mencari pendanaan eksternal, dari 38,9 persen (2024) menjadi 43,4 persen (2025). Hal ini menunjukkan fokus industri pada profitabilitas dan optimalisasi internal. Optimisme juga tampak dari rencana ekspansi tenaga kerja, dengan 57,38 persen perusahaan berencana menambah pegawai,” paparnya. 

Dari sisi regulasi, 94,26 persen responden menilai kerangka kebijakan pemerintah semakin mendukung inovasi digital. Tingkat kepatuhan terhadap Kode Etik AFTECH juga meningkat menjadi 73,77 persen pada 2025. ISO/IEC 27001 masih menjadi standar keamanan paling banyak diadopsi, mencapai 88,04 persen perusahaan.

“Model bisnis fintech turut mengalami transformasi. Pengguna fintech di segmen B2B melonjak signifikan dari 27,48 persen (2024) menjadi 50 persen pada 2025. Ekspansi internasional juga mencatat tren positif, dengan 64 persen perusahaan telah melayani pengguna global,” ujarnya. 

Sekretaris Jenderal AFTECH, Firlie Ganinduto menambahkan, perlunya penguatan tata kelola dan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi berbagai kesenjangan tersebut. Karena kepercayaan menjadi fondasi utama. 

“Governance yang kuat akan membangun confidence di ekosistem digital. Sehingga hasil ini akan menjadi acuan baginya dalam menyusun agenda strategis tahun depan, termasuk peningkatan literasi keuangan, standardisasi keamanan, dan perluasan inklusi keuangan digital,” pungkas dia.

Editor : Elva Setyaningrum

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut