get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir Bandang Aceh-Sumatera, Badan Geologi RI Ungkap 3 Pemicu Mengerikan

Pengungsi Banjir Aceh Terancam Kelaparan, Bupati Tagore: Stok Makanan Hanya Sisa 2 Hari!

Senin, 01 Desember 2025 | 11:52 WIB
header img
Bencana alam Sumatera, (Foto ilustrasi: ist)

JAKARTA, iNewsTangsel - Krisis logistik yang serius kini menghantui warga di Kabupaten Aceh Tengah hingga Bener Meriah setelah sepekan lebih bencana banjir dan longsor menerjang wilayah tersebut. Putusnya total jalur darat menjadikan daerah ini terisolasi sepenuhnya dan kini hanya bisa ditembus melalui jalur udara.

Kekurangan logistik ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi 10 ribu jiwa pengungsi di Bener Meriah yang terancam kelaparan masal. Ancaman serupa juga terjadi di beberapa wilayah lain yang kondisinya parah dan terisolir, termasuk sebagian di Aceh Utara, Aceh Tamiang, Gayo Lues, dan Aceh Singkil.

Bupati Bener Meriah, Tagore Abubakar, mengungkapkan kekhawatiran mendalam mengenai cadangan makanan di wilayahnya yang semakin menipis. "Jika dalam 2 hari lagi belum juga mendapatkan bantuan logistik makanan, maka stok makanan saat ini tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhan warga," kata Tagore dalam keterangannya, dikutip Senin (1/12/2025).

Sementara itu, Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, turut menyampaikan bahwa daerahnya kini menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat mendesak akibat keterlambatan bantuan. Bantuan yang sudah diajukan kepada Pemerintah Aceh dan Pusat dilaporkan tak kunjung tiba, sementara korban jiwa mulai berjatuhan.

"Daerah terisolir kini kekurangan logistik. Ditambah lagi, seluruh stok BBM di kabupaten kami telah habis," ungkap Haili Yoga kepada wartawan. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah juga menyuarakan frustrasi terkait kegagalan pengiriman bantuan dari luar daerah.

Seorang warga dari Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara, Amran, menceritakan kondisi warga di pengungsian yang cukup memprihatinkan karena bantuan logistik belum juga menjangkau mereka. Ia khawatir bahwa jumlah korban akan terus bertambah, bukan karena bencana, melainkan karena kelaparan ekstrem.

"Jangan sampai warga yang masih hidup ini meninggal bukan karena terseret banjir, tapi kelaparan," kata Anwar, menekankan situasi darurat makanan yang dihadapi para pengungsi.

Hingga Sabtu (29/11) sore, data BNPB mencatat bencana di Aceh telah menyebabkan 47 korban meninggal dunia dan 51 orang lainnya dinyatakan hilang.

Merespons krisis ini, BNPB berupaya menjangkau lokasi terdampak dengan mengirimkan bantuan logistik dan peralatan seberat 27 ton melalui jalur laut dari Pelabuhan Ulee Lhueu di Banda Aceh. Bantuan yang diangkut menggunakan Kapal Express Bahari ini ditargetkan untuk menjangkau lima wilayah pesisir, termasuk Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang.

Editor : Aris

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut