Belajar dari Kasus Tri Suaka dan Zinidin Zidan, Allah Tidak Suka Hamba yang Meremehkan Sesamanya

KASUS Tri Suaka dan Zinidin Zidan adalah pelajaran penting tentang hati-hati dalam bermedia sosial, entah itu becanda atau ada niatan, sebab terkadang seseorang lupa diri dia sedang berinteraksi dengan orang lain, jangan sampai kepleset dan apes becandaanya.
Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin dalam pesannya menjelaskan sifat sombong terkadang tanpa disadari hadir dalam perilaku yang tidak disadar menjangkiti, indikasinya adalah meremehkan orang lain, menolak kebenaran.
Sombong itu penyakit hati. Orang yang sombong enggan menerima kebenaran, menolaknya dan memandang rendah terhadap sesuatu yang menurutnya tidak level, kesan meremehkan juga embrio kesombongan, Allah tidak suka ini.
Zinidin Zidan (Foto: Instagram)
Dan jika Allah tidak menyukainya maka tidak akan lama, sesuatu yang dibanggakan atau yang bikin dia sombong akan dilenyapkan Allah dengan berbagai jalan yang dia tidak akan sangka-sangka, habis, hancur dan kembali ke titik kosong, naudzu billah.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ
artinya :
Artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqman: 18)
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia". [HR. Muslim, no. 2749)
Belajarlah rendah hati, dan penuh empati terhadap siapapun, sebab ini kunci seseorang mensyukuri nikmat Allah, ingat dia bukan apa-apa dan siapa-siapa.
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”. (QS. Asy-Syu’araa’: 215).
Belajarlah memaafkan kesalahan orang lain, terlebih jika Tri Suaka dan Zidan sudah meminta maaf dengan kesungguhan hati, biarlah menjadi pelajaran kita semua bahwa, akhlak, etika, atitude adalah utama sebagai seorang muslim, sebab Allah maha memaafkan, jangan diperpanjang tidak ada manfaatnya bagi sesama muslim.
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan," (QS. Ali Imron :134)
Memaafkan itu indah terlebih pada bulan penuh maghfirah dan rahmat Allah ini, dan Jangan diulangi diulangi kembali kedepan, sikap arogansi dan meremehkan tersebut.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أفضل الإيمان الصبر و السماحة
artinya :
Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,"(HR. Bukhari).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta