JAKARTA, iNewsTangsel.id - Seruan pergerakan darurat demokrasi nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
“Lawan Tirani, Selamatkan Demokrasi”
Demokrasi Indonesia di bawah Kepemimpinan Presiden Joko Widodo menuju jurang kematian saat rakyat tidak mampu lagi berfikir rasional, banyak rakyat yang terjatuh pada kultus personal yang sangat berbahaya.
Seperti kata Timothy Sniyder, “Transisi demokrasi ke kultus kepribadian dimulai dari seorang pemimpin yang mau berbohong sepanjang waktu untuk mendiskreditkan kebenaran. Transisi selesai Ketika rakyat tidak lagi bisa membedakan antara kebenaran dan perasaan.”
Kita tahu, seperti seruan Tegak Lurus Jokowi dan langkah mengagung-agungkan personal Presiden Jokowi sebagai presiden baik, lahir dari rakyat biasa, dan bertindak pro rakyat, ini menggelapkan semua mata atas setiap ketimpangan dan ketidak adilan yang ada. Padahal, kondisi sudah mengarah ke arah pemerintahan yang tiran.
Seperti yang diketahui bahwa Tirani adalah kekuasaan yang dikontrol oleh satu kekuasaan penuh, dimana sang tiran posisinya berada di atas hukum, bahkan cendrung menjadikan apa yang di inginkannya itulah menjadi hak legal untuk dilakukan, Tirani bertindak sekehendak hatinya, mementingkan keluarga, kelompok dan kroninya, menyuguhkan demokrasi palsu kepada rakyat. Memusatkan kekuasaan hanya kepada segelintir orang.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait