TANGERANG, iNewsTangsel.id - CAFA (Dewan Asosiasi Furniture Asia) kembali mengadakan rapat umum tahunan ke-25. Pada rapat umum tahun 2024 ini, CAFA memilih Indonesia sebagai tuan rumah, dengan ASMINDO sebagai tuan rumahnya. Ini merupakan kehormatan dan pengalaman pertama bagi Indonesia dalam 25 tahun terakhir.
Kegiatan rapat umum CAFA dilaksanakan pada tanggal 27 - 28 Februari 2024 di Hotel Vivere, Gading Serpong Tangerang, dihadiri oleh 32 delegasi anggota CAFA dari 10 negara.
Sebagai bagian dari acara ini, beberapa kegiatan lain juga dilakukan, antara lain: Penandatanganan MoU antara ASMINDO dan CNFA (China National Furniture Association); Pembacaan dan penandatanganan inisiatif tentang "bambu sebagai pengganti plastik dalam industri furnitur Asia"; konferensi dengan tema "mendorong ekosistem furnitur yang berkelanjutan menuju emisi nol neto"; Kunjungan ke pabrik dan kampus; Pameran produk furnitur dan kerajinan bambu dan rotan; serta Makan malam.
Kegiatan konferensi CAFA dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang menyampaikan sambutannya melalui video tapping. Konferensi CAFA diikuti oleh sekitar 200 peserta dari berbagai kementerian/lembaga terkait seperti Kemenkop & UKM, Kemenperin, Kemendag, Kemenparekraf, KLHK, BKPM, BRIN, serta pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha mebel dan kerajinan. Acara didukung oleh mitra-mitra strategis ASMINDO seperti Vivere Group, Interzum Furniture, Mahala Imaji Kreasi, dan Katadata.
Dalam sambutannya, Ketua Umum ASMINDO, Dedy Rochimat, menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai pusat pengembangan dan produksi furnitur dunia.
Kekayaan alam yang melimpah, budaya yang kaya, desain furnitur unik berbasis kearifan lokal, serta jumlah penduduk yang besar menjadi modal utama. Potensi ini perlu dikelola secara sinergis dengan semua pihak terkait di dalam negeri dan melalui kerjasama internasional yang saling menguntungkan. Indonesia dikenal sebagai produsen rotan terbesar dan terbaik di dunia serta memiliki kekayaan bambu yang signifikan.
Dengan memanfaatkan potensi ini secara optimal, industri furnitur Indonesia dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan infrastruktur yang pesat, didukung oleh meningkatnya kebutuhan akan furnitur, terutama yang ramah lingkungan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan mendorong tren global menuju furnitur ramah lingkungan, yang mengalami pertumbuhan signifikan. Permintaan terhadap furnitur ramah lingkungan tumbuh sebesar 8,6%, dua kali lipat dari pertumbuhan furnitur secara keseluruhan, yang hanya 4,3%. Permintaan global untuk furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai 51,02 miliar USD pada tahun 2022. Meskipun masih sekitar 6,7% dari total permintaan furnitur, yaitu sebesar 766 miliar USD, namun diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 25% pada tahun 2060.
Asia menjadi penggerak utama pertumbuhan pasar furnitur, dengan permintaan furnitur ramah lingkungan tumbuh 10% per tahun, melebihi pertumbuhan pasar furnitur secara keseluruhan yang mencapai 8,18% per tahun.
Permintaan furnitur di Asia diperkirakan mencapai 179,20 miliar USD pada tahun 2024, di mana sekitar 9,37 miliar USD atau 5,23% di antaranya disumbangkan oleh permintaan furnitur ramah lingkungan. Pertumbuhan permintaan furnitur ramah lingkungan yang tinggi ini menawarkan peluang besar yang harus direspons bersama-sama, dengan pendirian pusat riset dan produksi furnitur ramah lingkungan di kawasan industri, termasuk di Indonesia.
Kita perlu menetapkan target bersama dan merencanakan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan nilai ekspor furnitur dan kerajinan ke pasar global, mencapai 1% dari pasar dunia atau sekitar 7 miliar USD per tahun dalam beberapa tahun ke depan. Pentingnya sinergi dan kolaborasi dari semua pihak terlibat, termasuk kementerian terkait, industri furnitur dan kerajinan, produsen bahan baku, desainer, dan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas pembentukan sumber daya manusia unggul di bidang furnitur dan kerajinan.
Dalam upaya memanfaatkan bambu dan rotan sebagai bahan utama, para delegasi CAFA telah menandatangani inisiatif "Bamboo as Substitute for Plastics in Asia", sementara ASMINDO juga menandatangani MoU dengan China National Furniture Association (CNFA). MoU tersebut mencakup enam bidang kerjasama, antara lain: pertukaran informasi di industri furnitur, kolaborasi branding, program pelatihan profesional, pasokan material pendukung industri, aktivitas pengembangan berkelanjutan, dan investasi.
Pertama, pertukaran informasi diperlukan untuk saling memahami standar, kebijakan, dan peraturan terkait industri furnitur, serta jadwal pameran di kedua negara.
Kedua, kolaborasi dalam pengembangan merek dilakukan dengan mengisi ruang pameran di kedua negara dan melaksanakan berbagai aktivitas seperti seminar, konferensi pers, dan sebagainya. Produk furnitur dan kerajinan Indonesia, yang dikenal karena keartistikan dan kualitas tinggi yang dihasilkan oleh pengrajin terampil, perlu lebih dikenal oleh konsumen kelas menengah atas di China yang menghargai seni dan mencari nilai emosional.
Ketiga, program pelatihan profesional diimplementasikan dengan mengadakan kunjungan ke pabrik-pabrik di China oleh anggota UKM ASMINDO, serta mendatangkan ahli teknologi dan manajemen furnitur dari China dengan kerjasama perguruan tinggi di Indonesia. Langkah ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan manajerial, dan penguasaan teknologi bagi praktisi dan pelaku usaha furnitur Indonesia, terutama UKM.
Keempat, kerjasama terkait pasokan material penunjang industri sangat penting untuk membantu pelaku industri furnitur Indonesia memperoleh bahan penunjang yang sesuai dengan skala efisiensi, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk akhir.
Kelima, kerjasama dalam pengembangan berkelanjutan mencakup upaya untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan bahan baku ramah lingkungan, seperti bambu, rotan, dan serat alam.
Keenam, investasi sangat diperlukan untuk mendukung penelitian dan pengembangan bahan baku ramah lingkungan, seperti upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan bambu dan rotan yang melimpah di Indonesia. Investasi juga diperlukan untuk memperkenalkan teknologi terbaru yang diperlukan untuk membangun pabrik furnitur modern dan terintegrasi yang ramah lingkungan di Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan bahan baku ramah lingkungan yang melimpah, oleh karena itu, proses pengolahan sebaiknya dilakukan di Indonesia untuk memperbesar dampak multiplier, termasuk menciptakan lapangan kerja baru.
Untuk mendorong promosi dan pemasaran produk furnitur dan kerajinan, ASMINDO akan mengadakan pameran IFFINA kembali, yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 hingga 17 September 2024 di ICE, BSD. IFFINA merupakan pameran berskala internasional yang menampilkan produk furnitur dan kerajinan Indonesia.
Tema yang diusung oleh IFFINA 2024 adalah "Sustainable by Design" untuk mempromosikan praktik keberlanjutan dan kesadaran lingkungan dalam industri furnitur. Pameran ini merupakan penyelenggaraan ke-12 oleh ASMINDO. IFFINA akan menjadi tempat untuk memamerkan produk furnitur, kerajinan, peralatan rumah tangga, kain rumah, dan aksesori dekoratif bagi produsen Indonesia, terutama usaha kecil dan menengah. IFFINA 2024 menargetkan 12.000 pengunjung dan 400 peserta pameran.
Sebagai titik pertemuan bagi desainer, produsen, dan pembeli, ekosistem IFFINA memiliki peran penting sebagai agen pemasaran untuk furnitur dan kerajinan Indonesia.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait