JAKARTA, iNewsTangsel.id - Diabetes bukan lagi penyakit yang hanya mengintai orang tua, tapi juga anak-anak. Hal ini tentu menjadi ancaman serius bagi kesehatan generasi muda Indonesia.
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan lonjakan 70 kali lipat kasus diabetes melitus tipe-1 pada anak di bawah 18 tahun dalam kurun 13 tahun terakhir.
Indonesia bahkan menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara dengan jumlah penderita diabetes tipe-1 terbanyak, yaitu mencapai 41,8 ribu jiwa pada tahun 2021, menurut International Diabetes Federation (IDF).
Melihat kenyataan ini, pertanyaan besar muncul apa penyebab tingginya kasus diabetes pada anak?
Dokter Tirta, dalam Podcast PWK, mengungkapkan bahwa minuman manis kemasan dalam botol adalah biang keladinya, bukan nasi.
"Dalam satu botol minuman pemanis gulanya 20 gram," jelas dr Tirta.
Efeknya memang tidak langsung terlihat, tapi bisa muncul di usia 40 tahun ke atas.
"Anak muda di usia 20 tahunan nggak berasa (efek), efeknya usia 40 tahunan tiba-tiba cuci darah," tambahnya.
Dokter Tirta menambahkan, tingginya konsumsi minuman manis kemasan pada anak memicu peningkatan tren hemodialisa atau cuci darah di usia muda.
"Ada tren hemodialisa di usia 25-35 tahun dan riwayatnya minum manis di dalam botol," tutup dr Tirta.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait