JAKARTA, iNewsTangsel.id - Film dokumenter "Di Atas Bumi Yang Sama" menjadi bagian kampanye penting Persatuan Gereja Indonesia (PGI) untuk meningkatkan kesadaran terhadap toleransi beragama. Film ini mengangkat perspektif keberagaman agama dan budaya dalam menghadapi berbagai kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir.
“Film ini menggambarkan kearifan lokal, nilai-nilai sosial, budaya, serta religi dari berbagai wilayah di Indonesia. Ini menjadi contoh bagaimana kita seharusnya mengelola hidup dengan saling bertoleransi antarumat beragama, menciptakan kehidupan yang harmonis,” ujar Jimmy Sormin, Produser Eksekutif film ini, usai acara nonton bareng di kawasan Pasar Minggu, Jumat (27/12/2024).
Sorotan Intoleransi di Aceh Singkil
Pendeta Jimmy Sormin, yang juga menjabat Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI, menjelaskan bahwa salah satu lokasi pengambilan gambar adalah Provinsi Aceh, khususnya Aceh Singkil. Wilayah ini kerap menjadi sorotan karena pelanggaran terhadap hak beribadah umat Kristen.
“Jangan sampai Aceh hanya dilabeli sebagai ‘Serambi Mekah’ sehingga keberadaan umat beragama lain seperti Kristen seolah-olah harus menyesuaikan. Hak-hak individu maupun komunitas gereja di sana harus dipenuhi dan diperjuangkan,” tegas Jimmy.
Ia juga mengapresiasi kelompok Muslim di Aceh yang telah ikut mendukung umat Kristen dalam memperjuangkan hak mereka. Namun, Jimmy menekankan perlunya peran aktif pemerintah daerah dalam memberikan ruang kebebasan beribadah.
“Seperti yang disampaikan Pendeta Gomar Gultom, umat Kristen hanya butuh diizinkan untuk beribadah. Tidak perlu bantuan fasilitas, listrik, atau bangunan megah. Bahkan, jika diizinkan beribadah di tengah hutan sekalipun, itu sudah cukup,” ungkapnya.
Narasi untuk Generasi Mendatang
Film ini, lanjut Jimmy, merupakan bentuk dukungan PGI terhadap pemajuan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia berharap film ini bisa menjadi warisan penting untuk generasi mendatang dalam membangun narasi toleransi beragama yang lebih kuat.
“Dengan film ini, kami ingin memulai narasi kecil tentang toleransi beragama, yang diharapkan terus berkembang menjadi gerakan besar,” jelasnya.
Pengalaman Tim Produksi
Ernest Meikel, anggota tim produksi, menceritakan pengalamannya saat mengambil gambar di Aceh Singkil. Ia menyoroti perjuangan umat beragama yang sering kali menghadapi hambatan dalam menjalankan ibadah.
“Masih banyak yang harus berjuang hanya untuk beribadah. Ini memberikan pelajaran berharga bagi saya pribadi,” ujar Ernest.
Wisnu Dwi Prasetyo, sutradara film, mengungkapkan bahwa pembuatan film ini terasa seperti diarahkan oleh kehendak Tuhan. Ia merasa setiap adegan dan latar yang diambil memiliki makna mendalam.
“Film ini bukan hanya dokumenter, tapi juga perayaan atas semangat advokasi yang dilakukan banyak pihak untuk mendorong kebebasan beragama di Indonesia,” pungkas Wisnu.
Dengan film "Di Atas Bumi Yang Sama", PGI berharap pesan toleransi dan harmoni beragama dapat terus digaungkan, memperkuat pemahaman akan pentingnya menghormati keberagaman di Tanah Air.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait