SERPONG, iNewstangsel.id - Musisi sekaligus mantan jurnalis TV dan profesional BUMN, Ardian Cholid, kembali merilis karya musik. Kali ini, ia meluncurkan single religi berjudul "Nikmat Mana yang Kau Dustakan?". Lagu ini bukan sekadar persembahan seni, melainkan refleksi spiritual mendalam yang terinspirasi dari ayat Al-Qur'an.
Dalam diskusi bersama awak media pada Rabu (26/3/2025), di Serpong, Bumi Serpong Damai, Ardian membagikan kisah di balik lagu tersebut. Di tengah suasana Ramadan 1446 H, Ardian mengungkapkan bahwa inspirasi utama datang dari surat Ar-Rahman. Ayat "Fabiayyi aalaaa’i Rabbikumaa tukadzdzibaan" yang diulang 31 kali menjadi penekanan tentang nikmat Allah.
"Melalui lagu ini, saya ingin mengajak kita semua berhenti sejenak dan merenung. Seberapa sering kita mengabaikan nikmat yang begitu nyata dan dekat dengan kita? Ayat ini bukan hanya pengingat, tapi seruan untuk membuka mata hati," ungkap Ardian.
Setiap lirik dalam lagu ini dirancang untuk menggugah kesadaran dan rasa syukur. Ardian menggabungkan nuansa musik Timur dan Barat, serta harmoni yang menggambarkan kontras siang dan malam. Ia berharap pesan lagu ini dapat menyentuh hati pendengar dari berbagai latar belakang. Perjalanan Ardian dalam menciptakan lagu ini mendapat dukungan dari sahabatnya, Rio Rinaldo. Sebagai publisher musik, Rio melihat potensi besar dalam karya Ardian.
"Ini bukan sekadar lagu religi biasa. Ada kekuatan narasi spiritual yang dalam dan itu sangat langka. Apalagi saya tahu betul perjalanan Mas Ardian di dunia musik, karyanya selalu punya ruh," tutur Rio Rinaldo.
Keduanya sepakat bahwa lagu ini adalah sarana dakwah dan refleksi diri. Lagu ini telah tersedia di berbagai platform digital. Sebagai penutup, Ardian menegaskan bahwa lagu ini adalah pengingat akan pentingnya bersyukur.
"Lagu ini bukan untuk menggurui. Saya hanya ingin mengajak pendengar untuk kembali ke dalam diri dan bertanya: sudahkah kita benar-benar bersyukur atas nikmat-Nya?" pungkas Ardian.
Pengalaman spiritual pribadi, termasuk dua kali menghadapi situasi mendekati kematian, memperkuat keyakinannya akan pentingnya mensyukuri kehidupan.
Editor : Aris
Artikel Terkait