Dia begitu meyakini bahwa nantinya proses konklaf akan berlangsung dalam penyertaan Tuhan, sehingga hasilnya merupakan bagian dari rencana ilahi. “Saya yakin karena bukan hanya kami-kami kardinal ini yang akan memilih. Tetapi dengan bimbingan Tuhan yang selalu berjanji untuk menyertai Gereja, penyertaan itulah yang kita andalkan,” tambahnya.
Ketika ditanyakan terkait sosok yang akan terpilih sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik menggantikan Paus Fransiskus, Suharyo menyebut tidak ada yang bisa memprediksi. “Memang ada macam-macam suara, macam-macam tuntutan, tetapi nanti yang akan terjadi di dalam ruang konklaf itu tidak tahu kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia pun menambahkan bahwa dirinya berharap bahwa konklaf dapat menghasilkan pemimpin gereja Katolik layaknya Paus Fransiskus yang digambarkan oleh seorang penulis biografi Paus Fransiskus itu yang kemudian berubah pandangannya tentang Paus Fransiskus seorang pemimpin yang semula dia membayangkan kepemimpinan
"Sejauh saya ikuti ini masa berkabung 9 hari ya setiap hari ada ibadah dan dalam ibadah itu ada kotbah dan sebagian besar kotbah berharap supaya model kepemimpinan model Paus Fransiskus itu dilanjutkan tapi bukan seperti kepemimpinan yang kita bayangkan bukan kepemimpinan heroik leadership namun menjadi Wounded Shepherd gembala yang terluka karena penderitaan manusia,”urainya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait