JAKARTA, iNewstangsel.id - Guru besar Universitas Mercu Buana (UMB) Prof. Dr. Herry Agung Prabowo, M.MSc., Ph.D., menyampaikan orasi ilmiah yang sangat provokatif tentang ancaman krisis iklim. Menurutnya, ancaman itu nyata bagi bumi tempat tinggal manusia dalam beberapa tahun ke depan.
Akademisi ini memperingatkan bahwa emisi gas rumah kaca yang tidak terkendali berpotensi memicu kepunahan massal dan berbagai bencana alam dalam seratus tahun mendatang.
"Jika tidak dikendalikan, kenaikan suhu bumi lebih dari 2°C akan membuat planet ini tidak lagi layak huni," ujar Prof. Herry, dalam keterangannya, Rabu (20/8/2025).
Ia menegaskan bahwa keberlanjutan harus menjadi tujuan utama dari setiap pembangunan yang dilakukan. Prof Henry mendorong Indonesia untuk mempercepat transisi energi dengan menargetkan bauran energi terbarukan minimal 50 persen. ia juga menyarankan penundaan insentif untuk kendaraan listrik pribadi dan memprioritaskan elektrifikasi angkutan massal sebagai solusi transportasi berkelanjutan.
"Ini bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan survival umat manusia," tegasnya.
Dalam orasinya, Herry juga menawarkan konsep lean manufacturing dan total productive maintenance sebagai solusi nyata. Konsep ini dapat membantu menekan limbah industri dan emisi karbon secara signifikan.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UMB, Prof. Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng., menekankan bahwa gelar guru besar bukanlah akhir dari perjalanan. Ia menegaskan bahwa seorang guru besar harus menjadi "mercu suar" yang mampu memberikan petunjuk arah dan menggerakkan perubahan sosial di masyarakat.
Menurut Rektor, karya ilmiah para guru besar tidak boleh hanya berhenti di jurnal akademik. Sebaliknya, karya-karya tersebut harus mampu menembus batas kampus dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat.
"Dengan begitu, kontribusi kita bukan hanya pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada upaya menjaga bumi dan membangun masa depan yang lebih baik," terang Prof Andi.
UMB berkomitmen menjadikan sustainability sebagai core value dalam tri dharma perguruan tinggi. "Kami akan launch program carbon footprint reduction 50% di kampus dalam 2 tahun," janji Rektor.
Selain Prof. Herry, UMB juga mengukuhkan empat guru besar lain di bidang media, manajemen, dan audit. Kehadiran Ketua LLDIKTI III menunjukkan pentingnya acara ini bagi dunia pendidikan tinggi.
Editor : Aris
Artikel Terkait