JAKARTA, iNewsTangsel.id - Seni pertunjukan kembali menjadi ruang perjumpaan lintas budaya melalui inisiatif, “Merangkul Warisan Budaya Bersama Melalui Seni Pertunjukan”. Program yang digagas UNESCO dan Temasek Foundation hingga tahun 2027 ini dirancang untuk memperkuat kolaborasi lintas negara di Asia Tenggara, khususnya antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sehingga seniman dan pelajar bisa mendapat ruang untuk berkarya, berdialog, serta menjalin jejaring budaya bersama melintasi batas negara.
“Setiap negara tentu bangga dengan identitas dan tradisi seni pertunjukannya masing-masing. Namun melalui dialog dan pertukaran, maka kreativitas terus berkembang. Pada gilirannya, tradisi akan tetap hidup dan relevan,” kata Direktur Kantor Regional UNESCO, Maki Katsuno-Hayashikawa di Jakarta, kemarin.
Sementara itu, Senior Director (Programmes) Temasek Foundation, James Chan menjelaskan, kolaborasi seni lintas batas mampu menumbuhkan apresiasi antarbudaya dan membangun harmoni dalam keberagaman.
“Kerjasama ini menumbuhkan apresiasi, membangun jembatan antar-komunitas, sekaligus memperkuat ketangguhan kawasan,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, seorang musisi muda asal Indonesia, Bagus Mazasupa mengungkapkan, program ini menjadi kesempatan berharga untuk berbagi sekaligus belajar dari tradisi negara tetangga. Karena musik dan seni pertunjukan adalah bahasa universal yang mampu menyatukan perbedaan.
“Musik itu melampaui gaya dan asal-usulnya. Dengan merangkul warisan bersama, kita bisa menumbuhkan pemahaman dan apresiasi lintas budaya,” ujarnya.
Diketahui, lokakarya virtual perdana yang digelar September ini diikuti lebih dari 250 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari seniman tradisi, mahasiswa, hingga praktisi budaya. Antusiasme peserta menunjukkan semangat untuk membangun jejaring dan melahirkan karya kolaboratif lintas negara.
Program ini tidak hanya berfokus pada keterampilan profesional, tetapi juga mendorong seniman muda seperti Bagus untuk menafsirkan tradisi dalam bentuk kontemporer. Dengan begitu, warisan budaya Asia Tenggara dapat terus hidup, tidak hanya sebagai memori masa lalu, melainkan juga inspirasi bagi generasi mendatang.
Puncak dari rangkaian kegiatan ini akan digelar pada 2027 melalui sebuah festival seni pertunjukan di Yogyakarta, menampilkan karya kolaborasi lintas negara. Bagi seniman muda Indonesia, ini bukan hanya panggung untuk menunjukkan kreativitas, tetapi juga kesempatan menjaga dan menghidupkan warisan budaya bersama.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait