2.000 Warga Jatigede Butuh Air Bersih, Dampak Gizi Buruk Ancam Anak-Anak

Elva
Kekurangan air bersih berdampak langsung pada ekonomi, kesehatan, dan kualitas hidup. Foto ist

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Krisis air bersih masih menghantui masyarakat di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Minimnya sumber air dan kondisi geografis berbatu membuat ribuan warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, mulai dari air minum, MCK, hingga pengairan lahan pertanian.

Menanggapi kondisi tersebut, Dompet Dhuafa bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (IKA Fikom UNPAD) melakukan peninjauan langsung ke beberapa titik penampungan air di Jatigede. Kolaborasi ini menjadi langkah awal untuk merancang program penyediaan air bersih dan peningkatan sanitasi bagi warga sekitar.

Camat Jatigede, Koswara, mengungkapkan bahwa wilayahnya memang menghadapi kesulitan serius dalam memperoleh air bersih. “Sumber air kami terbatas. Saat ini hanya mengandalkan pompa dari waduk Jatigede dan sungai sekitar, tapi belum mencukupi kebutuhan warga. Di Desa Cijeunjing saja, lebih dari 2.000 jiwa sangat bergantung pada air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya, Jumat (16/10/2025).

Kondisi topografi Jatigede yang berbatu membuat pengeboran sumur menjadi tantangan besar. Kedalaman mencapai 200–300 meter membutuhkan biaya besar dan tenaga tambahan. Akibatnya, banyak warga berinisiatif menampung air hujan atau membuat embung sederhana untuk mengairi lahan pertanian, terutama di Desa Kadujaya yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani mangga.

Dampak kekurangan air juga menjalar ke aspek kesehatan. Banyak warga masih melakukan aktivitas buang air besar di kebun karena keterbatasan sanitasi. Bahkan, pemenuhan gizi balita ikut terganggu, lantaran warga berpenghasilan rendah harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperoleh air bersih.

Dosen Fikom UNPAD, Syauqi, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kolaborasi akademisi dan lembaga sosial untuk kesejahteraan masyarakat. “Langkah ini kami harap menjadi jembatan kebaikan dalam menyediakan akses air bersih bagi warga Jatigede dan sekitarnya,” katanya.

Sementara itu, Yogi Achmad Fajar, Pimpinan Dompet Dhuafa Jawa Barat, menegaskan pihaknya tengah menyiapkan rencana lanjutan untuk membantu masyarakat. “Dari hasil peninjauan ini, kami akan mendiskusikan solusi konkret bagi krisis air bersih di Jatigede. Kami juga menyalurkan puluhan Al-Qur’an untuk mendukung kegiatan keagamaan warga,” jelasnya.

Yogi berharap kolaborasi ini menjadi awal dari sinergi berkelanjutan antara Dompet Dhuafa, IKA Fikom UNPAD, dan pemerintah daerah dalam menyalurkan zakat, infak, sedekah, dan wakaf untuk program-program berbasis kebutuhan masyarakat. “Kekurangan air bersih berdampak langsung pada ekonomi, kesehatan, dan kualitas hidup. Kami ingin menggerakkan lebih banyak donatur agar terlibat dalam menghadirkan air bersih di wilayah ini,” pungkasnya.

Editor : Hasiholan Siahaan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network