TANGERANG, iNewsTangsel.id - Stroke masih menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya stroke dan penanganannya yang harus dilakukan secepat mungkin. Penundaan penanganan menjadi penyebab utama tingginya angka kematian akibat stroke.
“Setiap menit keterlambatan dapat menyebabkan kerusakan jutaan sel otak yang berdampak pada kecacatan permanen atau kematian. Penanganan cepat menjadi faktor penentu utama peluang pemulihan pasien,” kata dokter Spesialis Saraf Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Pricilla Yani Gunawan, dalam keterangan, Sabtu (1/11/2025).
Menurut dia, pasien stroke memiliki waktu emas atau golden hour sekitar 4 hingga 4,5 jam sejak gejala pertama muncul. Jika melewati batas waktu itu, peluang untuk pulih menurun drastis.
“Ciri-ciri stroke dapat dikenali melalui tanda sederhana, yaitu wajah menurun sebelah, bicara pelo, dan tangan melemah mendadak. Jika gejala ini muncul, masyarakat diminta segera membawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas pemeriksaan otak, seperti CT Scan atau MRI,” terangnya.
dr. Pricilla menegaskan, agar masyarakat tidak terjebak mitos penanganan stroke seperti menusuk ujung jari atau memijat bagian tubuh yang lumpuh.
“Tindakan tersebut tidak membantu, justru membuang waktu berharga yang seharusnya digunakan untuk penanganan medis,” imbuhnya.
Dia menambahkan, untuk pencegahan stroke tidak cukup hanya dengan olahraga. Faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi, kadar gula, dan kolesterol perlu dikontrol secara rutin. Selain itu, kebiasaan mendengkur keras juga bisa menjadi indikator gangguan tidur yang meningkatkan risiko stroke.
“Kendalikan tekanan darah, gula, dan kolesterol sejak dini. Pemeriksaan kesehatan berkala penting dilakukan sebelum muncul gejala. Kesadaran terhadap deteksi dini dan respon cepat diharapkan dapat mengurangi angka kematian dan kecacatan akibat stroke di Indonesia,” pungkas dr. Pricilla.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait
