Hoaks! Tusuk Jari Bukan Pertolongan Pertama Serangan Stroke

Elva
Ilustrasi tusuk jari bukanlah pertolongan pertama serangan stroke. Foto Ist

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Stroke adalah salah satu penyebab kematian dan disabilitas tertinggi di Indonesia. Namun, bisa dicegah dan ditangani dengan cepat jika masyarakat memahami gejalanya dan tahu apa yang harus dilakukan. Penanganan medis yang cepat adalah kunci keselamatan pasien. Menusuk jari bukanlah cara yang tepat untuk pertolongan pertama serangan stroke. 

“Memang banyak beredar pesan berantai di media sosial yang mengklaim, menusuk ujung jari dengan jarum dapat menyelamatkan seseorang yang terkena serangan stroke. Sehingga dapat mencegah kematian. Berita itu adalah hoaks,” terang Dokter Spesialis Neurologi RS Premier Bintaro dr. Meidianie Camellia di Jakarta, Selaaa (4/11/2025). 

Dia menjelaskan, informasi itu salah dan berpotensi membahayakan nyawa pasien. Penanganan yang benar, justru harus segera dibawa ke rumah sakit. Karena metode tusuk jari tidak memiliki dasar medis dan tidak terbukti secara ilmiah dapat membantu korban stroke. 

“Tidak ada bukti ilmiah, menusuk jari dapat memperbaiki aliran darah ke otak atau menghentikan serangan stroke. Tindakan itu malah membuang waktu berharga yang seharusnya digunakan untuk membawa pasien ke rumah sakit terdekat,” tegasnya. 

dr. Meidianie menjelaskan, stroke merupakan salah satu komplikasi paling serius dari gangguan jantung. Otak membutuhkan sekitar 20 persen aliran darah tubuh untuk bekerja optimal. Jika terjadi gangguan sedikit saja dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak. 

“Sekitar 90 persen faktor risiko stroke bersumber dari gaya hidup, seperti merokok, pola makan tinggi garam dan lemak, stres, kurang tidur, dan minim aktivitas fisik,” kata dia

Dia memaparkan, stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau pembuluh darah di otak pecah, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen. Akibatnya, penderita dapat mengalami kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kehilangan kesadaran.

“Penanganan cepat dalam 4,5 jam pertama setelah gejala muncul dapat menentukan tingkat pemulihan pasien. Setiap menit yang terlewat berarti semakin banyak sel otak yang rusak,” ucapnya. 

Diterangkan, untuk membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal stroke Kementerian Kesehatan memperkenalkan akronim “SeGeRa Ke RS”, yaitu Senyum tidak simetris, Gerak separuh tubuh melemah, Bicara pelo, Kebas separuh tubuh, Rabun mendadak, dan Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba. 

“Jika tanda-tanda itu muncul, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit karena penanganan stroke berpacu dengan waktu,” imbuh dr. Meidianie.

Editor : Elva Setyaningrum

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network