JAKARTA, iNewsTangsel - CIIDS, lembaga think tank terkemuka Tiongkok yang menggagas konferensi bertaraf internasional sejak 2013, kini tengah menggenjot pembentukan kawasan kerja sama khusus antara Greater Bay Area Tiongkok dengan DKI Jakarta melalui skema inovatif “Two Countries, Two Parks”. Skema ini memungkinkan perusahaan di kedua negara mendapatkan fasilitas khusus di tiga kawasan industri utama yang terintegrasi lintas batas.
Hal itu akan menjadi pembahasan dalam Understanding China Conference 2025 yang akan digelar pada 30 November hingga 2 Desember di Guangzhou oleh China Institute for Innovation & Development Strategy (CIIDS). Konferensi bertaraf internasional ini mengusung tema “Rencana Baru, Pembangunan Baru, Pilihan Baru — Modernisasi dan Visi Baru Tiongkok tentang Tatanan Global” yang menarik lebih dari 200 tokoh dari 72 negara.
Pada Mei 2025, delegasi CIIDS dipimpin Vice Chairman & Secretary-General Wang Boyong berkunjung ke Jakarta dan memperkenalkan model tersebut. “Tiongkok dan Indonesia telah memiliki kerangka kerja sama ‘Two Countries, Two Parks’ yang memberikan fasilitas khusus kepada sejumlah perusahaan yang berada di kawasan industri tertentu di kedua negara,” tegas Wang Boyong, dalam keterangannya, Kamis (27/11/2025).
Kerja sama tidak berhenti di sektor industri saja, melainkan merambah dunia pendidikan dan pertukaran antarmasyarakat. Mantan Menlu RI Dr. Hasan Wirajuda yang kini menjabat Rektor Universitas Prasetiya Mulya berkunjung ke markas CIIDS di Beijing pada Juli 2025 dan menyatakan dukungan penuh terhadap kawasan kerja sama lintas negara tersebut.
“Indonesia memprioritaskan kerja sama dengan Tiongkok, serta mendukung pembentukan kawasan kerja sama khusus yang melintasi batas wilayah dan laut,” ujar Hasan Wirajuda. Ia juga menyambut baik potensi kolaborasi antarlembaga kajian untuk mempererat people-to-people contact antara kedua negara.
Understanding China Conference 2025 menjadi magnet bagi negara-negara Global South yang ingin mempelajari jalur modernisasi Tiongkok serta memperkuat konsep komunitas global dengan masa depan bersama. Forum ini semakin menegaskan posisi Tiongkok sebagai pusat dialog inklusif di tengah perubahan geopolitik yang sangat cepat.
Dengan kehadiran para negarawan, akademisi, dan pemimpin industri dari puluhan negara, konferensi di Guangzhou ini dipastikan akan melahirkan kesepakatan-kesepakatan strategis baru, termasuk bagi Indonesia. Kerja sama “Two Countries, Two Parks” dan perluasan kolaborasi pendidikan menjadi sinyal kuat bahwa hubungan Indonesia-Tiongkok memasuki fase yang jauh lebih dalam dan menguntungkan.
Editor : Aris
Artikel Terkait
