JAKARTA, iNewsTangsel.id - Sebuah penelitian jangka panjang dari RSUD Dr. Zainoel Abidin dan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala memberi harapan baru bagi penyandang diabetes di Indonesia. Studi Real World Evidence (RWE) pertama di Tanah Air yang meneliti penggunaan insulin degludec/insulin aspart (IDegAsp) ini menunjukkan bahwa terapi tersebut efektif menurunkan kadar gula darah secara signifikan sekaligus aman digunakan dalam jangka panjang.
Penelitian melibatkan 550 pasien—502 pasien diabetes tipe 2 dan 48 pasien diabetes tipe 1—dengan pemantauan hingga lima tahun. Hasilnya memperkuat data global sekaligus menghadirkan bukti lokal yang selama ini dinantikan untuk memperkaya panduan klinis di Indonesia.
Penelitian dilakukan oleh tim dari Divisi Endokrinologi, Metabolik & Diabetes RSUD Zainoel Abidin/FK Unsyiah yang terdiri dari Dr. dr. Hendra Zufry, Sp.PD-KEMD, dr. Khrisna Wardhana, Sp.PD-KEMD, Dr. dr. Agustia Sukri Ekadamayanti, Sp.PD-KEMD, dan Dr. Qonita Iqbal MKT.
Hasil penelitian mencatat penurunan konsisten HbA1c lebih dari 3% dalam 12 bulan—angka yang jarang tercapai dalam praktik sehari-hari. Pada diabetes tipe 2, HbA1c turun 3,32%, sementara pada diabetes tipe 1 mencapai 3,60%. Penurunan gula darah puasa (FPG) dan gula darah setelah makan (PPG) juga signifikan pada kedua kelompok pasien.
“Ini adalah real world evidence pertama untuk populasi Indonesia. Data lokal seperti ini sangat penting untuk pengembangan kebijakan dan panduan klinis nasional,” ujar Dr. Hendra Zufry, inisiator penelitian, Senin (8/12/2025).
Keamanan terapi menjadi salah satu poin penting dalam studi ini. Sebanyak 97% pasien diabetes tipe 2 tidak mengalami hipoglikemia sepanjang pemantauan, dan tidak ada satu pun pasien diabetes tipe 1 yang mengalaminya. Peneliti juga tidak menemukan kasus hipoglikemia berat.
Menurut Dr. Hendra, temuan ini dapat membantu mengurangi kekhawatiran pasien yang sering menunda penggunaan insulin karena takut gula darah turun drastis.
Dr. Hendra menambahkan bahwa IDegAsp telah menjadi bagian dari layanan yang ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 2021. Karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan penting untuk mempertahankan serta memperluas akses terapi bagi pasien diabetes.
Jika manfaat klinis ini diterapkan secara lebih luas, kata dia, potensi penghematan biaya jangka panjang akibat menurunnya komplikasi diabetes juga bisa dirasakan oleh sistem kesehatan nasional.
Penelitian juga mencatat adanya kenaikan berat badan ringan pada sebagian pasien—kondisi yang dinilai wajar ketika gula darah kembali stabil. Perubahan dosis insulin dilakukan secara bertahap dan dipantau ketat, termasuk melalui komunikasi rutin antara pasien dan dokter.
Dengan jumlah pasien diabetes di Indonesia yang terus meningkat, hadirnya bukti nyata bahwa IDegAsp efektif dan aman menjadi kabar baik bagi upaya pengendalian penyakit kronis ini.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
